JEPARA (SUARABARU.ID) –Bangku berukir yang diberikan oleh Adipati Jepara tahun 1610 M ke Sultan Ternate ternyata masih tersimpan dan terawat rapi di ruang dalam gedung kasultanan. Berdasarkan catatan sejarah penguasa Kasultanan Ternate tahun 1610 adalah Sultan Mudaftar Syah I yang berkuasa tahun 1607-1627 Masehi.
Sementara Adipati Jepara diduga adalah Kyai Demang Laksamana, Pengganti Pangeran Arya Jepara. Ia penguasa Jepara pertama saat Jepara berada dalam kekuasaan Kerajaan Mataram. Kyai Demang Laksamana banyak membantu Sultan Agung dalam perluasan wilayahnya.
Hubungan kasultanan Ternate dengan Jepara sebenarnya sudah dilakukan lama. Bahkan saat Ratu Kalinyamat berkuasa. Bukan saja karena kedua wilayah tersebut merupakan kerajaan dan kasultanan Islam, tetapi juga memiliki hubungan perdagangan dan militer.
Menurut Kus Haryadi, M.Pd, guru dan sekaligus penulis buku Macan Kurung dan juga Buku Relief Jepara, dari gambarnya bangku berukir motif Majapahit kuno itu berukuran kurang lebih panjang 180 cm dan lebar 100 cm. Sebab ada jalinan relung berulir, daun-daun trubusan dan ceplok bunga atau buah.
Bisa saja ini merupakan artefak tertua artefak seni ukir terapan, sete;lah ornamen yang ada di Masjid Mantingan tahun 1559 M “Artefak ini sangat bernilai dan pembuatan duplikat sangat penting” ujar Kus Haryadi
Sementara menurut Tahar, seorang seniman ukir Jepara, bangku jenis itu biasanya untuk ruang keluarga yang bisa untuk tiduran.Sedangkan jika untuk tempat duduk bisa digunakan 4 orang. Ia menduga panjang bangku 210 cm – 220 cm serta tinggi dudukan dari lantai 40 cm dan lebar dudukan sekitar 75 cm – 80 cm. Sedangkan motif ukirannya adalah bunga dan daun.
Bukan hanya bale berukir yang jadi saksi bisu persahabatan Jepara dan Ternate, tetapi juga pada bangunan Masjid Sultan Ternate yang dibangun masa Sultan Zainal Abidin berkuasa tahun 1486 – 1500. Sebab saat itu Islam menjadi agama resmi kasultanan.
Memang tidak banyak hiasan pada masjid ini. Pada buku Kajian Team Artistik Sejarah Masjid Sultan Moloku Kie Raha disebutkan bentuk ornamen ukir hanya didapat pada pada tiang saka guru, mimbar dan gubah berupa ukiran motif tumbuhan dan bunga teratai yang menjadi simbol kesuburan tanah Moloku Kie Raha.
Selain kaligrafi dan motif dekorasi pahatan, terdapat pula warna-warna khas kasultanan yang digunakan sebagai ragam hias. Warna khas kasultanan ini adalah hijau dan putih. Ornamen ukir tersebut dibuat oleh para seniman asal Jepara yang didatangkan khusus ke Ternate. Para seniman ukir ini didatangkan dari Jepara.
Menurut Kus Haryadi maupun Tahar, artefak ukir yang ada di Ternate ini bisa menjadi kajian yang sangat penting. Karena mereka berharap Pemerintah Jepara menaruh perhatian terhadap temuan ini.
Hadepe – ua