SLAWI (SUARABARU.ID) – Kali pertama di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Bank Indonesia menciptakan pembenihan bawang putih dengan inovasi gelembung yang sangat halus dalam air melalui injeksi. Pembenihan tersebut dilakukan di lahan pertanian Desa Tuel, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal dan dipanen Kamis, (14/1/2021) lalu.
Inovator Aplikasi Inovasi Teknologi Ultra Fine Bubbles, yang merupakan dosen, peneliti dan Guru Besar di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Yohanes Arif Purwanto M.Cs saat dilokasi panen menerangkan, inovasi ini sebenarnya sederhana.
“Kita hanya membuat gelembung yang sangat halus di dalam air. Gelembung yang sangat halus dengan ukuran nano, 100-300 nanometer yang diinjeksikan ke air dan itu bisa bertahan lama sehingga akan meningkatkan DO (Dissolved oxygen) atau oksigen terlarut. Jadi kandungan oksigen di dalam naik,” kata Arif.
Dijelaskan, kandungan oksigen naik ternyata mempunyai korelasi dengan percepatan germinasi (perkecambahan). Sehingga apabila bawang putih benihnya direndam dalam air maka akan membuat benih cepat tumbuh. Istilahnya kalau dibelah ada plumula (bakal calon batang yang tumbuh selama masa perkecambahan) atau tunas.
Jadi kalau petani mau menanam itu melihat plumula atau tunas yang ada didalam lebih dari 60 persen baru ditanam. “Selama ini biasanya petani menunggu 5 sampai 6 bulan supaya bisa ditanam. Dengan teknologi Ultra Fine Bubble hanya 2 sampai 3 bulan langsung bisa ditanam,” kata Arif.
Sehingga dari sisi efesiensi waktu penyediaan benih akan menjadi lebih cepat dan siap tersedia kapanpun petani membutuhkan untuk menanam. Jadi inovasinya, hanya meinjeksikan gelembung yang sangat halus, namanya generator fine bubble Insya Allah bisa diproduksi sendiri oleh Indonesia yang selama ini masih tergantung dari luar.
“Saya bekerjasama dengan temen-temen dari LIPI untuk mengembangkan fine bubble generator yang portable yang langsung digunakan di lokasi,” pungkas Ari.
Arif mengaku, kalau dilihat hasil panen benih bawang putih saat ini memang tidak terlalu sebagus kalau ditanam dimusim kemarau. Biasanya petani di Tuel, Bumijawa, Kabupaten Tegal, menanam benih di bulan April saat sinar matahari cukup. Sementara benih yang saat ini dipanen ditanam pada bulan Oktober menjadikan hasil tidak maksimal karena banyak hujan.
Kalau mau mencoba panen benih dengan hasil yang paling optimal, Arif menyarankan, harusnya tanam pada bulan April sehingga munculnya pertumbuhan umbi pas dengan banyak sinar matahari.
“Teknologi fine bubble adalah teknologi terkini yang baru muncul dan kita mencoba menerapkannya di sektor pertanian dan perikanan. Di pertanian salahsatunya saat ini di perkebunan Desa Tuel, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, bisa mempercepat proses tunas,” pungkas Arif.
Hadir rektor IPB, Prof Dr Arif Satria, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, M Taufik Amrozi dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Ir Toto Subandriyo MM beserta kelompok tani Desa Tuwel, Ahkmad Maufur.
Nino Moebi