JEPARA(SUARABARU.ID) –Penghargaan Anugerah Kihajar (Kita Harus Belajar) 2020 semakin mengukuhkan nama Upik Setyawan sebagai Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Tengah. Sebab guru SMP Negeri 2 Kedung ini menjadi salah satu yang dikukuhkan menjadi Duta Rumah Berlajar Kemendikbud tahun 2020.
Kecintaannya laki-laki berusia 39 tahun terhadap dunia literasi terutama dalam bidang literasi digital telah diawali sejak ia berada di bangku kuliah. Usai menamatkan pendidikan sarjananya dari fakultas Geografi Universitas Muhammadyah Surakarta, assessor pendamping guru penggerak Kemendikbud ini tidak henti mengembangkan kemampuannya dalam berbagai kegiatan pelatihan serta lomba terkait dengan literasi digital.
Pengalaman -pengalaman ini membuat ia semakin lantang menyuarakan pentingnya literasi digital dalam pendidikan bahkan jauh sebelum kemendikbud melalui Mas Mentri menggaungkan program digitalisasi di tingkat sekolah. Laki-laki kelahiran Klaten, Jawa Tengah ini meyakini bahwa salah satu tugas guru masa kini adalah membekali anak didiknya dengan kemampuan masa depan. Menurut UpikSetyawan, literasi digital merupakan salah satu dari kompetensi itu.
Ia menyadari, memasuki revolusi Industri 4.0 seperti saat ini para pendidik harus berbenah. Menyiapkan bekal yang tepat bagi anak didiknya adalah sebuah kewajiban agar mampu menghadapi tantangan masa depan. Namun, perjuangan ini tidaklah mudah. Mengabdikan diri sebagai guru di sekolah pinggiran menjadikan langkahnya terhambat oleh berbagai fasilitas, sarana prasarana , dana, dukungan para pemanggu kepentingan hingga pandangan miring dari berbagai pihak.
Salah satu Master Trainer Microsoft Indonesia ini kemudian mencari strategi agar dapat membangun jaringan kepercayaan dari berbagai pihak melalui prestasi dari berbagai event lomba diantaranya sebagai Microsoft Innovative Educator Expert 2020-2021, Microsoft Innovative Educator Master Trainer, Sahabat Rumah belajar Jateng 2020, dan Sahabat Rumah Belajar Jateng 2019.
Upik Setyawan juga pernah meraih prestasi sebagai Juara 1 Guru Berprestasi Kabupaten Jepara 2019, 10 Besar Guru Berprestasi Provinsi Jateng, Pemakalah Terbaik Seminar Nasional Kemdikbud 2017, Peserta Workshop Perlombaan Inobel 2017, 45 Besar My Teacher My Hero Nasional 2016, Juara 17 My Teacher My Hero Indonesia Digital Learning 2016. Selain itu ia juga mencoba menggait Dinas Disdikpora, Kemenag serta para tokoh peduli literasi kebupaten setempat untuk konsisten menyerukan literasi dan digitalisasi secara lantang terutama dalam bidang pendidikan.
Dari sinilah namanya mulai dikenal sebagai pejuang literasi digital kabupatan Jepara sekaligus penggebrak pemikiran konvensional mengenai tuntutan pendidikan masa mendatang. Hal ini juga yang kemudian mampu mengantarkannya pada kepercayaan publik untuk menggelorakan literasi digital khususnya di tanah kelahiran RA Kartini, pejuang emansipasi Indonesia.
Pengalaman yang ia peroleh sebagai Guru Inti Kabupaten Jepara, Instruktur Kab/Kota Kurikulum 2013, ketua MGMP IPS Kabupaten Jepara, sekertaris MGMP IPS Kabupaten Jepara, pengurus Fogipsi Provinsi Jateng, ketua divisi penerbitan Assosiasi Guru Penggerak Literasi (AGPL ) Jepara, Microsoft Innovative Educator Master Trainer, Microsoft Innovative Educator Expert semakin membuat namanya mendapatkan tempat tersendiri dihati insan-insan yang peduli pendidikan di kota ukir ini.
Perjuangannya dalam hiruk pikuk medan juang literasi digital tentunya tidak lepas dari dukungan keluarga, utamanya dari istri tercintanya, Dwi Yunita Sari,S.Pd yang juga seorang guru di SMPN 3 Kedung yang juga dikenal sebagai penulis. Pola pikir yang selaras menjadikan keduanya bahu membahu menyuarakan literasi di kalangan pendidik Jepara yang kini mulai menggeliat.
Ia sadar, pemikiran dan ide-ide baru seringkali harus terbentur oleh pemikiran segelintir orang yang skeptis terhadap kemajuan pendidikan. Namun, semangat juangnya kembali berkobar tatkala memperoleh atmosfer optimisme dari istri, anak maupun rekan-rekan seperjuangan. Energi positif ini juga yang secara tidak langsung menjadi penyemangat untuk kembali bangkit meski berkali-kali harus terjatuh. Pasangan Upik Setyawan – Dwi Yunita Sari ini dikaruniai seorang putra bernama Rafandra Aqlan Lazuardi yang masih duduk dibangku kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Jepara.
Upik Setyawan yang kini tengah melanjutkan studi Masternya di salah satu universitas di kota Semarang memiliki harapan besar terhadap kemajuan pendidikan di Jepara. “Bagaimanapun kedepannya harus ada sebuah sistem pendidikan yang tepat untuk mengawal proses pendidikan Jepara yang tentunya terintegrasi dengan literasi dan digitalisasi,” ungkapnya.
Karena hal itu merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik yang notabenenya bagian dari peradaban abad 21. Dan Jepara, dengan gelora Kartininya harusnya mampu menjayakan pendidikannya hingga tingkat dunia. Sebagaimana kemampuan seorang Kartini untuk membuka cara pandang baru bagi sebuah sistem pendidikan kala itu,” tambah Upik Setyawan.
Laki-laki yang telah dinyatakan lolos tes substantial pengawas sekolah oleh LPMP provinsi Jawa Tengah ini selain aktif menjadi narasumber dalam berbagai event pelatihan pembelajaran mulai dari kancah kabupaten hingga nasional ini juga aktif membagikan buah pemikiran serta pengalamannya pada kanal youtube edutechno.com serta blog dengan nama serupa.
Bagi Upik Setyawan tidak ada kata lelah untuk menghasilkan sebuah karya, apalagi jika bisa bermanfaat bagi banyak orang utamanya parta pelajar yang tengah merenda masa depan. Satu hal yang ia percaya, bahwa karya yang sederhana sekalipun suatu saat akan menemukan takdirnya. Dari pinggiran kota Jepara ia ingin berbagi talenta yang dimilikinya untuk mempersiapkan anak-anak bangsa menyongsong persaingan global.
Hadepe