KUDUS (SUARABARU.ID) – Prestasi membanggakan diraih pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kabupaten Kudus. Meski di tengah pembelajaran daring, namun para siswa sekolah ini sukses menyabet empat medali emas, empat medali perak dan perunggu dalam ajang kompetisi Karya Ilmiah International Science and Inovation Fair (ISIF) 2020.
Tak tanggung-tanggung, kompetisi yang digelar secara virtual ini berlangsung pada 6-15 November 2020 lalu etrsebut diikuti 400 pelajar. Mereka berasal dari lebih dari 30 negara berbeda.
“Total ada delapan tim yang mengikuti ajang ISIF 2020 yang digelar secara virtual. Dan alhamdulillah, tim dari MAN 2 Kudus berhasil menyabet sejumlah medali,” kata Kepala MAN 2 Kudus Shofi, Rabu (18/11).
Ia mengungkapkan ISIF merupakan kompetisi karya ilmiah bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang berkolaborasi dengan Indonesia International Instituteof Life Science (I3L).
Dengan delapan medali yang berhasil diraih, diharapkan MAN 2 Kudus nantinya bisa terus membuat riset-riset baru yang penuh kreatif dan inovatif, serta bisa meraih prestasi tingkat nasional maupun internasional.
Kompetisi ISIF sendiri bertujuan untuk menggali potensi dan meningkatkan minat pelajar anak bangsa di Indonesia terhadap dunia riset yang mencakup di bidang Matematika, Fisika, energi, keteknikan, life science, lingkungan, sosial dan teknologi.
Menurut Shofi, MAN 2 Kudus selama ini menjadi madrasah akademik berbasis riset sudah barang tentu setiap tahunnya selalu ikut berpartisipasi dalam kompetisi ISIF ini. “Untuk ISIF tahun ini MAN 2 Kudus kembali menunjukkan prestasinya dengan meraih delapan medali sekaligus serta mendapat tambahan penghargaan berupa Iran Special Award,” ujarnya.
Spesial Awards
Empat karya tulis yang mendapatkan medali emas, yakni berjudul Replication of Hydrophobic Layers Based on the Contact Angle of Caladium Tricolor As Anti-Corrosion Coating on Metals dan tim ini juga meraih penghargaan khusus yaitu Iran Special Award.
Karya tulis lainnya, yakni berjudul Utilization of Tapioca Starch and Cellulose of Bamboo Betung (Dendrocalamus asper) as Materials for Making Eco-friendly Biofoam, Inhibition of α-Glucosidase Activity by Squirrel Tail Palm Fruit Extract (Wodyetia bifurcata) dan Edible Film Innovation from Muria Coffee and Flour Leather Gembili (Dioscorea esculenta l.) as a Food Wrap Biodegradable.
Sementara penelitian yang mendapatkan medali silver, yakni The Effect of Music Genres on Subteran Termites (Coptotermes sp.) Eating Behaviour as The First Step to Reduce The Impact of Wood Damage in House Building, The Effect of Tuba’s Root (Derris elliptica) Extract as an Anesthetic Agent in Closed Transportation of Koi Fish, serta Analysis of Citizen Behavior Towards the Restriction Polemic of Residents Visit and Its Relationship with Local History of Demak Regency, Central Java.
Sementara karya tulis yang mendapatkan medali perunggu berjudul Analysis of Implementation of the Community-Based Total Sanitation Program on Sociocultural Aspects in Undaan Kidul Village, Kudus Regency.
Tazkiya Salsabila Yusa, salah satu siswa yang berhasil meraih emas dengan penelitian berjudul Utilization of Tapioca Starch and Cellulose of Bamboo Betung (Dendrocalamus asper) as Materials for Making Eco-friendly Biofoam mengakui tertarik membuat tempat makanan yang ramah lingkungan sebagai pengganti kemasan makanan atau styrofoam yang tak ramah lingkungan.
Penelitian untuk membuat tempat makanan ramah lingkungan, kata dia, dimulai sejak Agustus hingga September 2020 dengan dibantu dua temannya, yakni Richadatul Aisy Tsulisa Kahfi dan Kholida Rohma Alia.
Adapun bahan yang digunakan, katanya, cukup mudah, yakni serbuk batang bambu dan tepung tapioka.
Sementara untuk proses cetaknya hingga membentuk tempat makanan yang diinginkan dibutuhkan bahan tambahan berupa polyvinyl alcohol (PVOH) dan gliserol. “Tempat makanan yang ramah lingkungan tersebut bisa terurai setelah 14 hari.”
Tm-Ab