SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa
Tengah, Sentot Bangun Widoyono menyatakan, pertumbuhan ekonomi provinsi ini
selama Triwulan III 2020 secara ‘year on year’, sebesar -3,93 persen.
Dia juga menyebutkan, kontraksi ekonomi yang dialami provinsi ini pada
Triwulan III 2020, tidak sedalam kontraksi pada Triwulan II 2020 yang mencapai
5,92 persen.
Menurut dia, penerapan kebijakan adaptasi kebiasaan baru menjadi salah satu
pendorong naiknya pertumbuhan ekonomi di Triwulan III itu. ”Saat new normal
ini, terdapat pelonggaran, pembukaan aktivitas masyarakat,” kata Sentot di
Semarang, Kamis (5/11/2020).
BACA JUGA : Dewan Pengupahan Sepakati Usulan UMK Kudus 2021 hanya Naik Rp 72.543
Meski demikian, terdapat sejumlah sektor yang tingkat pertumbuhannya masih
mengalami kontraksi, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Jateng.
Dia menjelaskan, terdapat empat sektor besar yang menjadi pendukung struktur
PDRB provinsi ini. Dari keempat sektor itu, industri pengolahan memberi
kontribusi terbesar terhadap penurunan perekonomian Jateng sebesar 33,72
persen.
Sektor lain yang berkontribusi terhadap pelemahan ekonomi yakni, perdagangan
dan konstruksi. Di sisi lain, sektor pertanian justru mengalami peningkatan
pertumbuhan ekonomi di Triwulan III 2020.
Ditambahkan dia, lapangan usaha di Jateng yang paling terdampak selama
Triwulan III 2020 yakni, transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan
sebesar -37,68 persen.
”Belum banyak aktivitas yang berkaitan dengan transportasi. Contohnya sektor
konstruksi, masih belum banyak sewa alat berat, karena pekerjaan konstruksi
belum banyak,” tandas dia.
Ant-Riyan