BATANG (SUARABARU.ID) – Memasuki musim penghujan Pemkab Batang bersama Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD), Polres Batang dan Kodim 0736/Batang serta jajaran terkait menggelar apel siaga tanggap bencana, untuk mengantisipasi bencana yang rawan terjadi di beberapa titik di Kabupaten Batang.
Bupati Batang Wihaji memetakan wilayah rawan bencana menjadi dua titik, di antaranya pantura yang rawan terjadi banjir dan wilayah selatan dengan titik-titik yang dimungkinkan sering terjadi longsor.
“Dua lokasi itu yang punya potensi timbulnya bencana, walaupun di titik-titik tertentu juga ada kemungkinan munculnya kejadian luar biasa. Tetapi kesiapan titik potensi bencana ada di dua titik, yaitu utara dan selatan,” kata Bupati Wihaji, didampingi Kapolres Batang AKBP Edwin Louis Sengka, Kasdim 0736/Batang Mayor Kav Hariyonodan Kepala BPBD Ulul Azmi usai memeriksa perlengkapan penanganan bencana, di Jalan Veteran Kabupaten Batang, Selasa (3/11/2020).
Bupati juga memastikan, untuk melakukan tindakan lebih intensif supaya tidak timbul kembali fenomena penurunan tanah seperti yang pernah terjadi di Desa Jolosekti beberapa waktu lalu.
“Pemprov Jawa Tengah telah bersinergi dengan Pemkab Batang untuk menangani fenomena tersebut, supaya tidak terjadi hal serupa. Alhamdulillah sampai hari ini tidak terjadi penurunan lagi,” ungkapnya.
Bupati Wihaji menambahkan, Pemkab selalu menyiapkan dana tak terduga setiap tahunnya untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang dimungkinkan muncul mendekati musim penghujan.
Kepala BPBD Batang, Ulul Azmi mengatakan, dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam BPBD melakukan berbagai persiapan, antara lain pengadaan logistik pangan dan non pangan. Saat ini situasi masih dalam kondisi siaga darurat mulai 1 Oktober 2020 hingga Juni 2021.
“Untuk menghadapi siaga darurat Pemkab Batang menyiapkan anggaran sebesar Rp800 juta. Tapi kalau nanti ada tanggap darurat menggunakan Dana Tak Terduga (DTT),” terangnya.
Ia memetakan beberapa titik yang rawan terjadi bencana di antaranya untuk wilayah pantura yang rawan banjir seperti Batang Kota, tiga desa di Kecamatan Tulis dan lima desa di Kecamatan Gringsing dan 2 desa di Kecamatan Kandeman. “Untuk wilayah selatan yang rawan longsor terdapat di lima kecamatan yakni Tersono, Bawang, Blado, Bandar dan Reban,” terangnya.
Lebih lanjut, Ulul memaparkan, berdasarkan kajian resiko bencana terdapat sembilan ancaman bahaya yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan, gunung berapi, gelombang tinggi, kekeringan dan gempa bumi.
BPBD telah bersinergi dengan Layanan Panggilan Darurat 112 selama 24 jam, untuk memberikan pananganan cepat, jika terjadi bencana. Masyarakat juga dpaat memanfaatkan posko yang telah disiapkan di Kantor BPBD dan tiap-tiap kecamatan.
Fenomena Lanina dapat memunculkan cuaca ekstrim yang sempat menimbulkan angin puting beliung di Bandar dan Blado hingga menerbangkan genting dari 62 rumah warga.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi pergerakan tanah di Desa Jolosekti BPBD telah memasang Early Warning System (EWS) sehingga setiap saat mengetahui kondisi terbaru.
“EWS yang dipasang ada di Desa Gerlang, Pranten, Deles, Jolosekti dan Alat Pendeteksi Gempa dari BMKG di Gringsing,” tandasnya.
Sementara Kapolres Batang, AKBP Edwin Louis Sengka mengatakan, Polres Batang bersama Kodim Batang segera membangun posko terpadu dengan Forkopimda dan Muspika.
“Kalau di Pemda ada 15 kecamatan dan untuk Polres terdapat 12 Polsek, namun pihaknya juga menyiapkan beberapa posko terpadu dalam proses pengamanan tanggap bencana,” jelas Kapolres.
Dalam kesempatan yang sama, Kasdim 0736/Batang Mayor Kav Hariyono menyarankan, melalui seremoni ini hendaknya disiapkan pula segala sesuatunya secara maksimal seperti peralatan, personel dan pelatihannya. “Mudah-mudahan ke depan dengan kesiapan yang matang, kita siap turun menangani secara cepat,” katanya.
Nur Muktiadi