blank
Bupati Pacitan Indartato (kanan) dan istri, memukul kentong titir, untuk memberikan komando aksi kentong titir massal oleh ratusan ribu warga.(Foto:Humas Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Kentong titir massal dibunyikan bersahut-sahutan oleh ratusan ribu warga Kabupaten Pacitan, Jatim. Bunyi alat komunikasi tradisional khas pedesaan ini, menggema di seantero wilayah Kabupaten Pacitan, menandai latihan kesiapsiagaan mitigasi bencana.

Tim Humas Pemkab Pacitan, Rizky, Luky dan Arif, menyatakan, kentong titir massal ini, dikomandokan langsung oleh Bupati Pacitan, Indartato, bersama jajaran Forkompimda, Senin (26/10). Begitu Bupati bersama jajaran Forkompimda memukul ketong titir di Pantai Door Pacitan, langsung diikuti secara bersahut-sahutan oleh seluruh warga Pacitan yang tersebar di 909 titik.

”Kabupaten Pacitan termasuk berpotensi rawan bencana, untuk itu mari kita senantiasa siap siaga,” tandas Bupati Pacitan Indartato. Topografi wilayah Kabupaten Pacitan, bergunung-gunung dan berbatasan dengan laut lepas Samudera Indonesia.

Pacitan, memiliki dua jenis bencana yang patut menjadi kewaspadaan bersama. Yakni, bencana alam geologis berupa gempa dan tsunami, serta bencana alam musiman. Yakni kekeringan saat memasuki musim kemarau dan banjir serta tanah longsor ketika datang musim penghujan.

 

Latihan Mitigasi
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Didik Alih Wibowo, menyatakan, acara launching pemukulan kentong titir secara massal dan serentak, dilakukan sebagai bentuk latihan mitigasi dalam upaya mengurangi dampak resiko bencana.
blank
Kentong titir massal dilakukan serentak oleh ratusan ribu warga Kabupaten Pacitan. Mereka masing-masing berkumpul di 909 titik lokasi yang telah ditetapkan.(Foto:Pemkab Pacitan).

Kentongan merupakan alat komunikasi tradisional yang memiliki nilai kearifan lokal. Selama ini, kentongan terbukti efektif dan murah untuk penyampaian pesan. Latihan mitigasi dengan kentong titir massal ini, diharapkan mampu menggugah kewaspadaan masyarakat, dalam upaya meningkatkan dan menyikapi ancaman bencana alam di Kabupaten Pacitan.

Baik bencana alam yang bersifat geologis maupun hydrometeorologis.
Sebagaimana diInstruksikan oleh Bapak Presiden, tambah Didik Alih Wibowo, setiap daerah harus memiliki aksi berbasis kearifan lokal. Hal ini penting, dalam upaya mewaspadai kemungkinan terburuk dampak dari kemunculan Badai La Nina.

Sesuai prakiraan cuaca dari Badan Metereoli Klimatologi Geofisika (BMKG), Badai La Nina akan melintas antara Bulan Oktober hingga Februari 2021. Dalam kurun waktu tersebut, akan ditandai curah hujan yang meningkat dan menjadikan cuaca cenderung ekstrem. Kabupaten Pacitan, Jatim, masuk dalam zona pelintasan Badai La Nina di Tanah Air.

Peringatan Dini

Melalui latihan mitigasi peringatan dini ini, yakni dengan kentong titir massal serentak, diharapkan mampu menggugah kewaspadaan masyarakat. Agar mereka dalam menyikapi kemungkinan munculnya bencana, tidak cemas karena sudah ada komando yang terstruktur.

blank
Aksi massal ketongan titir dilakukan oleh ratusan ribu warga Kabupaten Pacitan. Ini dalam rangka mitigasi kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan peringatan Hari Pengurangan Resiko Bencana Tahun 2020.

Bersamaan acara launching pemukulan kentongan titir massal serentak tersebut, juga ditandai dengan penanaman 5.000 bibit pandan laut di area sepanjang bibir pantai. Kegiatan ini, sebagai wujud mitigasi bencana non struktural.

Kabupaten Pacitan berupaya menghidupkan kembali penyampaian isyarat bahaya melalui kentongan. Sebagai alat komunikasi tradisional pedesaan, kentongan memiliki nilai keunggulan yang strategis dalam membangun jaringan komunikasi sesama warga.

Pasalnya, peralatan modern seperti Early Warning System (EWS) membutuhkan energi listrik. Sebagai alat canggih, EWS berpotensi ngadat ketika terdampak goncangan maupun gangguan teknis lainnya.

Bambang Pur