KUDUS (SUARABARU.ID) – Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, akan melakukan penulisan mushaf Al Quran dengan memasukkan gaya Nusantara. Dalam mushaf yang akan ditulis nanti, akan menampilkan hiasan dengan motif peninggalan budaya nusantara seperti Menara Kudus, hingga Gapura Aryo Penangsan.
“Rencana menulis kembali mushaf Al Quran tersebut, didedikasikan untuk mempertahankan karya ulama Kudus sembari meneguhkan tekad untuk selalu memelihara peninggalan yang baik sembari merengkuh peradaban baru yang lebih baik,” kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan didampingi Bagian Penelitian dan Pengembangan Abdul Jalil dalam keterangan persnya, Senin (26/10).
Kegiatan penulisan mushaf yang diberi tajuk “Mbabar Mushaf Menara” tersebut rencananya akan melibatkan sembilan orang pakar Kaligrafi asal Kudus yang akan bertugas menggoreskan kalam-kalam suci di atas kertas berukuran plano tersebut.
Jalil menambahkan, perbedaan mushaf yang akan ditulis nanti dengan mushaf yang ada saat ini hanyalah pada ornamen dan hiasan dalam tiap-tiap lembarnya. Untuk cover, kemungkinan akan diberi ornamen Menara Kudus yang akan digores sedemikian rupa.
Sementara, untuk lembar surat Al Fatihah, rencananya akan dihiasi dengan ornamen gapura Aryo Penangsang yang saat ini berdiri tegak di depan masjid Menara Kudus. Pun dengan lembaran-lembaran di dalamnya, juga akan dihiasi motif-motif yang menggambarkan kekayaan budaya Kudus.
“Kalau mushaf yang beredar selama ini hiasannya lebih bernuansa timur tengah, maka mushaf yang akan ditulis ini akan memasukkan unsur budaya Nusantara, khususnya Kudus dalam lembaran-lembarannya,”tandas Jalil.
Penulisan Mushaf ‘gaya Menara’ tersebut rencananya akan dimulai Rabu (28/10) yang ditandai dengan penggoresan kalimat basmalah oleh ulama ahli Alquran asal Kudus KH Syaroni Ahmadi. Selanjutnya, goresan lain akan dilanjutkan sembilan orang seniman kaligrafi yang ditunjuk.
“Kami menargetkan penulisan mushaf ‘gaya Menara’ ini rampung dalam waktu lima bulan,”katanya.
Dalam proses penulisan tersebut, kata Jalil, juga akan memperhatikan aspek teknis berupa keserasian dan keseragaman tulisan. Sembilan penulis yang akan dilibatkan nanti, dinilai sudah memiliki standar yang sama dalam penulisan kaligrafi Alquran.
Pada prosesnya, penulisan juga akan didampingi Tim Lajnah dari Kementerian Agama yang akan mengecek kebenaran dalam proses penulisan.
“Selain aspek teknis, kami juga menerapkan aspek spiritual diantaranya para penulis harus selalu dalam keadaan berwudlu saat menulis, hingga izin terlebih dahulu ke Kanjeng Sunan Kudus,”ungkapnya.
Sementara, Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, KH Nadjib Hasan menyatakan, secara penulisan, mushaf gaya Menara ini nantinya akan ditulis dengan menggunakan rasm Utsmani dan Khat Naskhi Syauqi.
Rasm yang digunakan tersebut akan merujuk rasm (gaya penulisan) yang telah digunakan mushaf terbitan Percetakan Menara Kudus yang telah mendapat tashih dari tiga ulama ahli Alquran asal Kudus termasuk alm KH Arwani dan KH Syaroni Ahmadi.
“Jadi, rasm yang digunakan sama dengan yang sudah ditashih oleh tiga ahli Alquran asal Kudus. Namun yang membedakan mungkin jenis khat serta ornamen yang akan memasukkan unsur budaya Kudus,”ujarnya.
Untuk bahan material penulisan juga sudah dipersiapkan diantaranya kertas plano yang akan digunakan hinigga tinta yang diimpor khusus dari Jepang untuk penulisan mushaf tersebut.
Nadjib berharap, selain dibuka dengan goresan KH Syaroni, mushaf Menara nanti juga diharapkan akan dihiasi tulisan tangan dari KH Musthofa Bisri entah pada bagian akhir atau bagian tengah.
Tm-Ab