TEGAL (SUARABARU.ID) – Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyayangkan aksi unjuk rasa yang dilakukan dengan cara-cara anarkis dan vandalis yang terjadi baru-baru ini.
Dedy Yon meyakini masyarakat Kota Tegal masih memiliki jiwa santri yang mampu mencerna segala fenomena sosial dan politik secara jernih. Bahkan mampu mengendalikan diri secara proporsional.
“Saya juga yakin masyarakat yang masih memiliki jiwa santri mampu mencerna segala fenomena sosial dan politik secara jernih, serta mampu mengendalikan diri secara proporsional. Hal ini penting saya sampaikan, mengingat beberapa waktu lalu di kota Tegal ada kejadian yang tak elok, saat unjuk rasa menolak undang-undang cipta kerja,” tutur Dedy Yon saat menjadi Inspektur Upacara pada Upacara Peringatan Hari Santri Ke-5 Kota Tegal, di GOR Wisanggeni, Kamis (22/10/2020).
Menurut Dedy Yon, di alam demokrasi seperti sekarang ini aksi unjuk rasa adalah sebuah hal yang biasa. Bahkan kebebasan untuk menyatakan pendapat di depan umum telah dijamin oleh Undang-Undang. Sehingga tidak ada salahnya anggota masyarakat melakukan unjuk rasa. Meskipun sesungguhnya unjuk rasa di muka umum adalah jalan terakhir yang bisa ditempuh, setelah sekian banyak jalur komunikasi gagal dilakukan.
“Akan tetapi jika unjuk rasa itu diwarnai dengan aksi anarkisme dan vandalisme, tentu sangat kita sayangkan. Karena selain mencederai demokrasi, ia juga merugikan masyarakat,” tegas Dedy Yon.
Ia menyampaikan, akibat aksi tersebut fasilitas negara dan fasilitas umum yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Aktifitas ekonomi masyarakat pun sering terganggu. Dan masih banyak lagi dampak lainnya. Belum lagi stigma buruk yang terbangun bagi wilayahnya.
“Saya berharap kita semua, terutama yang memiliki jiwa santri agar bisa saling menjaga dan saling menghargai hak-hak kemanusiaan orang lain. Agar tidak terjadi hal-hal negatif di lingkungan kita,” harap Dedy Yon.
Nino Moebi