MAGELANG (SUARABARU.ID) – Sejumlah organisasi masyarakat di Kabupaten Magelang sepakat menjaga kedamaian. Deklaraai aliansi masyarakat Magelang cinta damai dan menolak demo anarkis dilakukan hari ini.
Sejumlah organisasi seperti forum kerukunan umat beragama (Fkub) dan ormas seperti Tenger Borobudur, Gebrak, Banser, Linduaji, Pemuda Pancasila, Banteng Muda Indonesia, Merapi Trans Community, menandatangani deklarasi, hari ini.
Kapolres Kabupaten Magelang AKBP Ronald Ardiyanto Purba
berterima kasih dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada yang hadir dalam pertemuan di sebuah rumah makan itu. Polisi mengajak untuk sama-sama membentuk aliansi masyarakat Magelang yang cinta damai.
“Perlu dicermati bahwa akhir-akhir ini banyak kegiatan yang mengganggu orang lain, baik menyampaikan pendapat di muka umum maupun berdemonstraai. Tetapi ujung-ujungnya lempar-lemparan, merusak fasilitas umum dan fasilifas negara, bahkan mengganggu perekonomian. Karena banyak tempat usaha yang akhirnya takut untuk melakukan usahanya yang ujung- ujungnya kembali ke masyarakat,” kata polisi asal Siantar, Sumatera Utara itu.
Ditegaskan bahwa polisi melindungi semua orang yang menyampaikan pendapat di muka umum. Itu adalah hak semua warga negara. Jadi semuanya berhak melaksanakan kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum dan itu dilindungi undang-undang.
“Unjuk rasa atau demonstrasi silahkan tidak ada larangan dan saya secara pribadi maupun dinas tidak akan melarang. Tetapi asal tidak mengganggu orang lain, tidak merusak fasilitas umum dan fasilitas pemerintah dan ekonomi,” tandasnya.
Tidak Terorganisir
Dikatakan juga, ketika kita tidak mau diganggu jangan mengganggu orang lain. Kalau tidak senang toko kita dilempari, maka jangan melempari toko orang. Menyampaikan unjuk rasa di muka umum itu hak semua orang. Tapi sama-sama mengingatkan diri kita tidak boleh mengganggu orang lain
Disebutkan, dalam aksi demo beberapa hari lalu yang diamankan adalah warga yang tidak terorganisir seperti pelajar SMP, SMA, SMK. Mereka sifatnya hanya ikut-ikutan dari aksi yang sebelumnya.
“Yang melaksanakan aksi itu sesuai prosedur, memberi tahu, juga berjalan kondusif tidak ada perbuatan yang aneh-aneh. Tapi adik- adik ini termakan isu kemudian mau mengaktualisasikan diri dengan cara-cara yang melanggar hukum,” tuturnya.
Sampai hari ini ada dua orang yang masih ditahan tetapi terkait dengan kasus lain yakni terlibat kasus pengeroyokan sebelumnya. Semula ada 10 orang yang masuk daftar pencarian orang.
Ketua MUI Kabupaten Magelang KH Afifudin mengatakan, terkait kondisi belakngan ini, Magelang harus dijaga betul. Karena sebagai peninggalan warisan dari sesepuh, Magelang belum pernah tercemari. “Walau di kota ada tetapi untuk kabupaten memang beda,” katanya.
Jadi semua yang ada di kabupaten nuansanya sejak dulu warisan dari sesepuh kita. Termasuk yang membawa agama pertama di Magelang betul-betul membimbing mengantarkan kedamaian.
“Maka aliansi kali ini sangat dibutuhkan karena yang dewasa sudah sadar. Setelah dicek ternyata yang ikut peran aktif yang melakukan anarkis adalah anak-anak muda malah ada yang dari SMP, SMA, SMK. Masa transisi mereka kurang pas,” katanya.
Oleh karena itu dengan adanya aliansi itu nantinya bisa bergabung bersama untuk mengamankan dan membuat Magelang menjadi damai, bahagia, sejahtera.
Eko Priyono