blank
Bolu thiwul ayu berbahan tepung mocaf setelah jadi. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sekitar 30 penyandang difabel yang tergabung dalam Kelompok Usaha Difabel (Kudifa) Kecamatan Gubug, mengikuti pelatihan membuat roti. Dalam kegiatan ini, mereka mengundang instruktur yang berkompeten di bidangnya, Isnaini Nurnaningsih.

Kegiatan ini digelar di Sekretariat Kudifa Gubug. Tepatnya, di Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Minggu (4/10/2020). Di kesempatan itu, para peserta dilatih membuat bolu thiwul.

Meski digelar dengan menggunakan protokol kesehatan, para peserta tetap antusias dengan kegiatan ini. Sebelum dilatih, mereka diberikan penjelasan terkait dengan bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat bolu thiwul ayu ini.

“Di sini, bahan bakunya yang utama itu tepung mocaf. Namanya memang roti bolu thiwul ayu, makanya bahan utamanya pakai tepung mocaf. Perlu bapak ibu ketahui, tepung ini nama aslinya modified cassava flour dan lebih gampang disingkat tepung mocaf yang berasal dari tepung ubi kayu,” jelas Naning, sapaan akrab Isnaini Nurnaningsih, sang instruktur.

Setelah diberikan pengetahuan tentang tepung mocaf dan bahan-bahan pembuatan bolu thiwul ayu, para peserta langsung melakukan percobaan dengan pendampingan langsung dari instruktur. Dalam pembuatan bolu thiwul ayu ini, sama halnya dengan membuat kue bolu jenis lain pada umumnya.

“Yang membedakan ya bahan bakunya yaitu tepung mocaf, selain itu ada gula merah dan topingnya dari parutan kelapa,” jelas Naning.

blank
Para anggota difabel langsung mencoba untuk membuat bolu thiwul ayu setelah diberikan pemaparan materi. Foto : hana eswe.

Terharu

Meski peserta kali ini adalah penyandang difabel, Naning mengaku tidak ada kesulitan saat melatih mereka. Justru, ia terharu sebab mereka sangat antusias.

“Saat melatih mereka, saya tidak merasa repot karena sama saat saya melatih orang normal. Ketika saya berbagi pengalaman dengan mereka, saya merasa kalau mereka layaknya telah menjadi bagian dari hidup saya,” ujar Naning.

Naning mengakui, bolu thiwul ayu ini merupakan produk baru di tempat usahanya, namun ia tak sungkan membagikan resepnya kepada para difabel ini. Bahkan, dirinya berharap para peserta dapat mengembangkannya sendiri untuk usaha dalam kelompok mereka.

“Saya sudah terbiasa dengan hidup dengan disabilitas. Orang tua saya, juga disabilitas, juga pendiri SLB yang ada di Grobogan. Dalam kegiatan ini, saya bagikan resep produk terbaru kepada mereka, dengan harapan kehidupan mereka bisa sama dengan kehidupan saya.”

“Bolu thiwul ini merupakan produk baru di tempat usaha saya, Mentari Snack, dibuat sebagai inovasi saat pandemi covid-19 agar kami tetap berproduksi. Dan pada saat melatih mereka, pasti ada kesan sendiri, karena ini merupakan hal yang asing bagi mereka, yakni bahan bakunya hanya menggunakan bahan lokal yaitu tepung mocaf,” ujar Naning.

blank
Berfoto bersama usai membuat bolu thiwul ayu. Foto : hana eswe.

Terbantu

Sementara itu, Koordinator Disabilitas Kabupaten Grobogan, Sunar, menjelaskan adanya kegiatan pelatihan membuat bolu thiwul ayu ini sangat membantu para anggota Kudifa Kecamatan Gubug. Menurut dia, dengan adanya pelatihan ini, diharapkan kelompok usaha difabel tetap mempertahankan eksistensinya, meskipun tengah dalam masa pandemi Covid-19.

“Beberapa waktu lalu, Kudifa juga menerima bantuan peralatan membuat roti dan kue dari Dinas Sosial Kabupaten Grobogan. Dengan harapan, para penyandang difabel bisa berkembang di bidang boga.”

“Dan pelatihan membuat roti bolu thiwul ayu yang disampaikan Bu Naning tadi sangat membantu mereka untuk tetap mengembangkan usaha, meski di tengah pandemi Covid-19 ini. Kami juga berterima kasih karena adanya pelatihan ini, mereka juga jadi tahu tentang tepung mocaf,” jelas Sunar.

Hana Eswe-trs