PACITAN (SUARABARU.ID) – Bupati Pacitan, Indartato, secara resmi memimpin pengisian awal Waduk Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Waduk dengan kapasitas total 8,68 juta Meter Kubik (M3) ini, memulai pengisian air dalam dua tahap.
Yakni, tahap primary plug pada Bulan Oktober 2020 dengan target pencapaian elevasi + 164 Meter (M) Dari Permukaan Laut (DPL), dan tahap secondary plug Bulan Juli 2021 mendatang dengan elevasi + 192,1 M.
Tim Humas Pemkab Pacitan, Rizky, Luky dan Arif, mengabarkan, pengisian air waduk ditandai dengan penutupan pintu terowongan dan saluran pengelak (spillway). Penutupannya dilakukan oleh Bupati Indartato bersama dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Agus Rudianto, Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR, Airlangga Marjono, serta Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, M Abduh M Mattaliti.
Pengisian Awal
”Harapan kita semua, waduk ini bermanfaat bagi masyarakat, khususnya warga Desa Karanggede dan seluruh wilayah Kecamatan Arjosari,” jelas Bupati Indartato. Atas nama masyarakat Pacitan, Bupati Indartato, menyambut gembira progres pembangunan bendung yang sudah memulai tahap pengisian awal pada waduk berskala besar di Pacitan tersebut. Bupati, berharap, masyarakat dapat memanfaatkan untuk kemakmuran, dan sekaligus peduli menjaganya dengan baik.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Agus Rudianto, pembangunan Waduk Tukul telah melalui perjalanan panjang. Memulai pengerjaan Tahun 2013, mega proyek yang menjadi bagian dari program strategis nasional ini, sudah mencapai 90 persen. Karena sudah memasuki tahap akhir konstruksi, maka perlu dilakukan pengisian, sehingga segera dapat dimanfaatkan.
Pengisian waduk dilakukan secara bertahap, untuk memantau perilaku bendungan secara intensif. Waduk Tukul, terang Agus Rudianto, mampu menampung air 8,68 juta M3 untuk menyuplai irigasi seluas 600 Hektare (Ha) di 3 wilayah kecamatan, dan penyediaan air baku dengan debit 300 liter per detik.
Juga berfungsi sebagai pengendali banjir di Pacitan, yang berasal Kali Telu yang merupakan anak Sungai Grindulu. Tinggi permukaan air pada bendungan seluas 47,8 juta meter persegi ini, diperkirakan mencapai 70 Meter. Mega proyek ini dibangun dengan dana APBN senilai Rp 900 Miliar. Pembangunannya dimulai sejak Tahun 2013.
Bambang Pur