blank
Nusron Wahid saat berbicara didepan peserta workshop pengfelolaan madrasah aliyah swasta

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Jepara mengadakan Workshop Upgrading Manajemen Kualitas Penyelenggaraan dan Pengelolaan Madrasah Aliyah Swasta secara  hybrid baik tatap muka dan daring di Kantor Ma’arif, Jalan Ratu Kalinyamat, Jepara  Sabtu (26/9) kemarin.

Narasumber yang hadir tatap muka langsung di hadapan 86 kepala madrasah aliyah swasta dan ketua yayasan adalah anggota DPR RI Nusron Wahid, Najib Hassan dari Yayasan Qudsiyah Kudus, dan  M. Habib Kepala Kemenag Jepara.

Sedangkan yang hadir melalui zoom adalah Prof. Dr. Ali Ramdani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Dr. Abdullah Faqih,  Kasubdit Kelembagaan Ditjen Pendis Kemenag RI  dan Najeela Shihab praktisi pendidikan dan founder Sekolahmu.

Dalam pengantarnya, Ketua PC LP Ma’arif NU Jepara Fathul Huda menegaskan komitmennya untuk menyusun roadmap madrasah aliyah unggulan agar bisa menembus 7 perguruan tinggi unggulan yang berpengaruh di Indonesia.

“Untuk itu, kami menggandeng NW Indonesia Foundation yang digawangi Nusron Wahid untuk bersinergi mewujudkan hal itu, minimal di wilayah Kudus, Jepara dan Demak”, ujar Huda.

Sementara itu Nusron Wahid pada kesempatan tersebut menyebut ada 6 permasalahan mendasar yang dihadapi madrasah aliyah swasta dan yayasan milik warga NU.

“Pertama, pengelolaan madrasah dan yayasan apa adanya, yang penting jalan, ada guru, ada murid dan ada kelas”, kata Nusron. Kedua, madrasah NU cenderung family centris yang nampak pada pengurus  yayasan dan kepala madrasahnya masih satu keluarga, tambah Nusron.

Hal lain yang menurut Nusron menjadi persoalan adalah kurangnya   inovasi dan differensiasi sehingga semua berjalan lambat dan kembang kempis. Sedangkan keempat, tidak mempunyai publikasi yang baik dan bahkan  terkadang malah tidak jarang keberadaannya diragukan. “Kelima, manajemen aset lemah dan keenam pendanaan terbatas,” ujar Nusron Wahid.

Nusron kemudian mengajak peserta untuk mengkaji kelemahan dwan kemudian mencari solusi bersama-sama. “Kita berharap madrasah aliyah milik NU makin diminati dan bisa tembus 15 Perguruan Tinggi yang alumninya paling berpengaruh dalam pengambilan kebijakan negara”, tegas Nusron.

ua