blank
Agrowisata petik labu madu di Desa Sinangohprendeng, Kabupaten Pekalongan, potensial dikembangkan, karena 60 persen wilayahnya adalah lahan pertanian. Foto: dok/ist

PEKALONGAN (SUARABARU.ID)– Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan, menggagas agrowisata petik labu madu (cucurbita moschata) di Desa Sinangohprendeng, Kabupaten Pekalongan.

”Jika di beberapa tempat di Pekalongan ada banyak lahan pertanian dan perkebunan yang masih belum tergarap maksimal, kami mencoba mengembangkan agrowisata petik buah labu madu. Dan ini bisa diduplikasi di beberapa tempat di Kabupaten Pekalongan,” kata Eko Ahmadi, Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten, di Kebun Labu Madu, Minggu (16/8/2020).

Dia menyatakan, buah labu madu yang dikenal dengan sebutan ‘pumpkins butternut‘ atau ‘butternut squash‘ itu, berbentuk seperti kacang tanah dengan ukuran besar.

BACA JUGA : Kapolda Jateng Baksos dan Panen Raya Padi di Kabupaten Batang

Menurut dia, labu itu memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut, serta mengandung serat yang tinggi, antioksidan, beta-carotene, vitamin A, dan vitamin B kompleks.

Bahkan, kata dia, buah labu madu diyakini sangat baik jika dimanfaatkan sebagai makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi.

”Tingkat kemanisan akan semakin meningkat, setelah buah disimpan minimal dua bulan. Daya simpan buah juga bisa mencapai enam bulan,” kata Gus Eko, sapaan akrabnya.

Terkait rencana pengembangan agrowisata petik buah labu madu, dia menyebutkan hal itu sangat memungkinkan, karena di wilayah Kabupaten Pekalongan, 60 persen wilayahnya adalah pertanian.

blank
Seorang petani labu madu secara rutin merawat tanaman ini, agar menghasilkan produk yang berkualitas. Foto: dok/ist

Minat Bertani
Selain itu, imbuh dia, lahan labu madu kebetulan dekat bagian hulu Kali Wedus, yang bisa dibuat wisata air. ”Prasarana jalan juga sangat mendukung. Dan untuk mencapai kebun kami juga sangat mudah. Tempat parkir pun luas,” kata dia.

Kendati demikian, Gus Eko mengaku belum menyiapkan harga paket untuk agrowisata petik buah labu madu itu. Dia hanya mengungkapkan, saat ini Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan masih sebatas membangkitkan minat bertani dan berkebun pemuda desa.

Disebutkannya, hasil panen labu madu kalau dijual di pasar seharga Rp 20 ribu per kilogram, meskipun harga jual di toko-toko modern Jakarta berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram.

”Bagi pengunjung yang ingin berfoto-foto, kami persilakan. Karena itu merupakan bagian dari rasa syukur kami atas anugerah dari Allah SWT,” tandas dia.

Riyan-Sol