CHICAGO (SUARABARU.ID) – Emas merosot tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul kembalinya selera investor terhadap aset-aset berisiko didorong oleh angka ekonomi yang menggembirakan dan berita tentang perkembangan vaksin virus corona potensial.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di bursa Comex, anjlok 93,4 dolar AS atau 4,58 persen menjadi ditutup pada 1.946,3 dolar AS per ounce. Emas berjangka terangkat 11,7 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 2.039,70 dolar AS sehari sebelumnya (10/8/2020).
Emas berjangka jatuh 41,4 dolar AS atau 2,00 persen menjadi 2.028,00 dolar AS pada Jumat (7/8/2020), setelah naik 20,1 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 2.069,40 dolar AS pada Kamis (6/8/2020), dan menguat 28,3 dolar AS atau 1,4 persen menjadi 2.049,30 dolar AS pada Rabu (5/8/2020).
Emas mencatat penurunan persentase harian tertajam sejak Maret ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada Selasa (11/8/2020) bahwa Rusia telah mengembangkan vaksin untuk COVID-19 dan kementerian kesehatan Rusia telah menyetujui untuk digunakan.
“Ini terasa seperti kecelakaan kecil. Kami tidak dapat mengatasi berita utama pagi hari tentang vaksin potensial Rusia, dan optimisme terus mengalir ke saham,” kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA, seperti dikutip oleh Reuters.
Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan membantu mempercepat aksi jual, tetapi prospek tetap bullish untuk emas, kata Moya.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (11/8/2020) menunjukkan bahwa indeks harga produsen naik 0,6 persen pada Juli, dibandingkan dengan penurunan 0,2 persen pada Juni dan jauh di atas perkiraan pasar 0,3 persen.
Logam mulia berada di bawah tekanan tambahan karena pasar saham di seluruh dunia diperdagangkan lebih tinggi, dan imbal hasil obligasi negara AS telah meningkat.
Reli emas yang memecahkan rekor, didorong oleh ekspektasi stimulus lebih lanjut dan dolar AS yang lebih lemah dalam menghadapi lonjakan kasus virus, juga diimbangi ketika imbal hasil obligasi negara AS yang lebih tinggi membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil kurang menarik.
“Kompleks logam mulia didorong oleh penurunan suku bunga, ekspektasi inflasi yang terus meningkat, dan dolar AS yang jatuh. Reli sekarang menghentikan sebagian dari kenaikan ini karena para pendorong kehilangan momentum,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities dalam sebuah catatan.
“Spekulan dan Penasihat Perdagangan Komoditas (CTA) mengurangi eksposur emas dan perak mereka, karena tren volatilitas lebih tinggi dan saat mereka mengambil untung dari perdagangan yang ramai.”
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September jatuh 3,21 dolar AS atau 10,98 persen menjadi ditutup pada 26,049 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober anjlok 31,3 dolar AS atau 3,12 persen menjadi menetap pada 971,4 dolar AS per ounce.
Ant/Muha