PURWOREJO (SUARABARU.ID)-Dibangunnya Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Bendungan Bener dan Badan Otorita Borobudur harus segera ditangkap sebagai peluang oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu yang dibutuhkan adalah sekolah vokasi pariwisata.
Hal tersebut disampaikana oleh Bupati Purworejo, Agus Bastian pada kegiatan koordinasi dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kabupaten Purworejo dalam masa pandemi covid-19. Acara berlangsung di Hotel Ganesha hari ini (8/8) tersebut, dihadiri pula oleh Wakil Bupati, Yuli Hastuti dan Ketua Musyawarah Kepala Kepala Sekolah (MKKS) SMK Ki Gandung Ngadina serta Kepala Sekolah SMK se-Kabupaten Purworejo.
“Saya iharapkan SMK di Kabupaten Purworejo dapat menangkap peluang untuk menyiapkan SDM yang terampil dan mampu bersaing di bursa kerja. Sehingga nantinya para lulusan SMK bisa diterima kerja pada ketiga bidang tersebut,” tandas Bupati.
Lebih lanjut Bupati mengatakan bahwa, hotel-hotel sekarang banyak yang mengambil tenaga dari SMK, sehingga diharapkan SMK bisa membuka jurusan perhotelan.
“Demikian juga industri pertanian perlu masuk pada jurusan SMK, karena sekarang banyak yang tidak tertarik di pertanian padahal Purworejo daerah pertanian,” ujar Bastian.
Mengenai aktivitas sekolah tatap muka, Bastian menyampaikan kemungkinan murid SMA/K sederajat sudah bisa menjaga diri.
“Maka bisa dilakukan tatap muka. Namun demikian saya berharap untuk tetap mematuhi protokol Kesehatan,” harapnya.
Pada tempat yang sama, Wakil Bupati Yuli Hastuti mengatakan, keberadaan SMK yang dibawah kewenangan pemerintah provinsi (Pemprov), tidak berarti pemerintah daerah sama sekali tidak terkait.
Pemerintah daerah tetap berkoordinasi dengan SMK untuk menjalin komukasi dan perkembangan Pendidikan ditingkat SMA dan SMK di seluruh wilayah Purworejo.
“Rencananya saya akan menegok sekolah-sekolah yang akan melaksanakan tatap muka, agar sesuai dengan protokol kesehatan,” terang Yuli Hastuti.
Sementara itu Ketua MKKS SMK, Gandung Ngadina mengatakan jika pembelajaran praktek dan non praktek akan dilaksanakan dengan cara tatap muka serta tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Rencananya jumlah murid dalam satu kelas dibagi dua. Sehingga yang masuk hanya setengahnya untuk bisa jaga jarak. Terlalu lama daring, sebenarnya anak-anak juga jenuh,” jelas Gandung.
Ia melanjutkan, pbutuh karakter dan skill, mengasah skill harus dengan tatap muka.
TALETHA