LEBAK (SUARABARU.ID) – Perajin dompet di Kabupaten Lebak,Banten merasa kewalahan melayani permintaan pasar untuk memenuhi pasokan Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta.
“Kami sejak dua pekan terakhir ini permintaan pasar meningkat,” kata Rahmat (50) seorang perajin dompet di Desa Giri Mukti Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Selasa.
Meningkatnya permintaan itu tentu para karyawan kembali memproduksi dompet setelah tiga bulan lalu mereka dirumahkan akibat dampak COVID-19.
Saat ini, produksi dompet relatif normal di tengah pandemi COVID-19, karena banyaknya permintaan pasar itu.
Dengan demikian, pelaku usaha di sini yang menjadikan klaster perajin dompet dapat menyumbangkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebab, perajin dompet tersebut bisa menyerap lapangan pekerjaan sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
“Kami kini memasok produksi dompet ke Jakarta hingga 200 lusin/minggu dengan pendapatan Rp140 juta dari harga Rp700 ribu/lusin,” katanya menjelaskan.
Begitu juga perajin lainnya, Yahya (55) mengaku saat ini permintaan pasar mulai kembali bangkit dibandingkan tiga bulan lalu tampak sepi akibat dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) COVID-19 di Jakarta.
Namun, saat ini diberlakukan era normal baru, sehingga perajin dompet kembali bangkit sehubungan permintaan pasar cenderung meningkat.
“Kami sekarang sejak dua pekan ini memasok produksi dompet ke Pasar Senin sebanyak 150 lusin. Permintaan itu merasa kewalahan,” katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Rahmat mengatakan saat ini pelaku usaha kerajinan dompet berkembang dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat.
Saat ini, kata dia, penyerapan tenaga kerja dari pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sekitar 35.000 orang dengan jumlah 14.600 unit usaha di antaranya kerajinan dompet itu.
“Kami mendorong pelaku IKM terus meningkatkan mutu dan kualitas,sehingga bisa bersaing pasar,” katanya.
Ant/Muha