blank
ALAT BARU: Seorang pengrajin mainan di Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Jepara, tengah mencoba alat baru yang diciptakan Tim Pengabdian UMK, untuk membantu peningkatan produktivitas. Foto: antara

KUDUS (SUARABARU.ID)– Sebuah alat khusus yang diklaim mampu membantu proses pembuatan mainan menjadi lebih cepat dan efektif, sehingga bisa menunjang produktivitas perajin mainan tradisional di Kabupaten Jepara, berhasil diciptakan Tim Pengabdian Universitas Muria Kudus (UMK).

”Jenis mainan taradisional yang diproduksi para perajin mainan di Desa Karanganyar, Kecamatan Welahan, Jepara, selama ini berupa mainan tarik, trotokan dan kitiran,” kata Ketua Tim Pengabdian UMK, Imaniar Purbasari di Kudus, Sabtu (27/6/2020).

Sementara permintaan pasar, imbuh dia, saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya berinisiatif untuk membuat alat yang bisa memudahkan pembuatan mainan itu karena di pasaran belum ada.

BACA JUGA : Marah Benderanya Dibakar, PDIP Kudus ‘Merahkan’ Jalanan Kota Kretek

Dari hasil survei, mayoritas mainan yang dibuat menggunakan bahan spon, sehingga dibuatkanlah alat pemotong spon hidrolis, agar lebih efektif.

”Mesinnya sederhana, dan cetakannya juga bisa diganti. Serta kapasitas cetaknya lebih besar dibanding secara manual,” terangnya.

Untuk operasional mesin ini cukup mudah. Karena cukup tekan tombol ‘on’ maka mesin hidrolis langsung bekerja, dan silinder hidrolis yang membawa cetakan potong, akan memotong bahan sesuai kebutuhan.

Presisi Tinggi
Kelebihan lainnya, selain operasionalnya yang mudah, hasilnya juga lebih efisien, karena tidak membutuhkan banyak tenaga. Dan perajin bisa mengoperasikan sambil duduk.

Selain itu juga, produk mainan yang dihasilkan bisa lebih konsisten, karena memiliki cetakan yang sama, dan dibuat dengan mesin hidrolis yang memiliki tingkat presisi tinggi.

”Karena merupakan alat baru, tentunya masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan,” ujarnya.

Pendampingan
Konsekuensi dengan penggunaan alat baru ini, maka pengrajin mainan harus menanggung biaya tambahan penggunaan daya listrik.

Sebelum dibuatkan mesin hidrolis, tim pengabdian UMK juga melakukan pendampingan terhadap perajin mainan itu. Baik berupa manajamen usahanya hingga pendampingan, berupa pembuatan model atau gambar yang lebih menarik, sesuai dengan kesukaan anak-anak saat ini.

”Maklum, sebelumnya gambar yang dibuat masih terkesan kuno dan belum mengikuti perkembangan, sehingga harus disesuaikan dengan keadaan terkini,” ujarnya.

Ant-Riyan