JEPARA(SUARABARU.ID) – Jika hari ini 2.000 lebih tenaga kesehatan di Jepara memakai pita hitam dilengannya, mereka tidak sedang mencari kambing hitam atas peningkatan angka Covid-19 di Jepara yang cukup tinggi dalam seminggu terakhir.
“Kami tidak sedang menyalahkan siapapun, apalagi mencari kambing hitam. Kami hanya bersimpati terhadap teman yang gugur dalam mengemban amanah suci ini. Beliau kemungkinan meninggal karena konsekuensi dari profesi yang dijalani” ujar ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Jepara, dr Triyono Teguh Widodo MM dalam perbincangan khusus dengan SUARABARU.ID Kamis (25/6-2020) pagi.
“Pita hitam merupakan simbul duka cita dan simpati atas meninggalnya seorang teman sekerja kami, seorang perawat senior di RSUD RA Kartini Jepara, Ibu Siti Fatimah saat pandemi ini” tambahnya.
“Pita hitam yang dikenakan selama 7 hari sejak hari ini juga wujud simpati dan dukungan kami semua pada rekan sekerja kami para tenaga kesehatan yang berdasarkan pemeriksaan dinyatakan positif terkonfirmasi covid-19 dan harus menjalani karantina. Juga keluarganya yang sering kali justru dikucilkan,” ujar Triyono TW.
Harapan kami, masyarakat bersedia jujur berbicara tentang kondisinya kepada tenaga medis, serta mematuhi semua protokol kesehatan dengan baik. “Kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lain kami harapkan terus bekerja keras dalam mengendalikan laju transmisi covid 19 khususnya di Jepara. Jika pemerintah dan masyarakat bersinergi dengan baik kami yakin covid 19 di Jepara segera dapat dikendalikan,” ujar Ketua IDI Cabang Jepara yang juga kepala Puskesmas Jepara.
Sementara Ketua Persatuan Perawat Indonesia Cabang Jepara, Hadi Sarwoko, SKM, MMKes yang dihubungi pagi ini membenarkan ada gerakan simpati ini. “Semua perawat di Jepara mulai hari ini sampai 7 hari kedepan memakai pita hitam. Harapan kami diikuti semua relawan Covid-19 di Jepara,” ujarmya.
Menurut Hadi Sarwoko, pita hitam adalah bagian dari empat, simpati dan kepedulian kepada ibu Siti Fatimah yang telah gugur dalam berjuang melawan Covid di Jepara. Juga simpati dan dukungan kami pada teman-teman sekerja kami yang telah terpapar Covid-19 besera keluarganya. Harapan kami masyarakat Jepara lebih memahami pentingnya protokol kesehatan dalam melawan Covid 19. “Jangan meremehkan fenomena pandemi ini,” pinta Hadi Sarwoko
Ia juga menjelaskan, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jepara yang mencapai 1,2 juta lebih, jumlah tenaga kesehatan di Jepara sangat terbatas. Sehingga jika ada puluhan tenaga kesehatan yang sakit bersamaan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Jepara.
“Untuk itu masyarakat harus lebih cerdas dan peduli dengan menjaga kesehatannya sendiri dan keluarganya serta lingkungannya dengan menjalankan protokol kesehatan,” tambah Hadi Sarwoko.
Hadepe – Ulil Abshor