KUDUS (SUARABARU.ID) – Anggota Komisi D DPRD Kudus, Irwansyah mendorong Pemkab Kudus melalui tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 menyiapkan satu rumah sakit darurat yang dikhususkan merawat pasien Covid-19. Hal ini dilakukan menyusul masih tingginya angka kasus positif baru yang terjadi.
“Sentralisasi penanganan penderita Covid-19 ini pernah saya lontarkan pada saat rapat koordinasi Komisi D DPRD Kudus dengan OPD terkait, terutama Dinas Kesehatan. Namun sejauh ini belum ada langkah kongkret,” kata Irwansyah, Senin (22/6).
Sentralisasi penanganan penderita Covid-19 di satu rumah sakit, kata Irwansyah, untuk memudah pengelolaan dan administrasi. “Perlu ditunjuk satu rumah sakit khusus untuk penanganan penderit Covid-19. Saya rasa RSUD Kudus mampu untuk itu,” katanya.
Rumah sakit lain, kata Irwansyah, termasuk Puskesmas menjalankan fungsinya sebagai pemeriksaan awal pasien yang datang. “Jadi jika ada pasien yang ditemukan positif Covid-19, langsung dirujuk ke satu rumah sakit saja,” katanya,
Saat ini tujuh rumah sakit menyiapkan ruang isolasi khusus untuk penderita Covid-19 dengan total 99 tempat tidur. Ketujuh rumah sakit tersebut yakni RSUD dr Loekmonohadi Kudus (36 tempat tidur), RS Mardi Rahayu (38), RSI Sunan Kudus (11), RS Kumala Siwi (3), RS Nurus Syifa (2), dan RS Kartika Husada (2).
Baca Juga: Warga Kudus Diimbau Waspadai Penularan Covid-19 dari Jepara
RSUD Kudus berencana menambah jumlah tempat tidur untuk pasien penderita Covid-19 hingga 76 tempat tidur. Selain memanfaatkan lantai II gedung Dahlia, RSUD Kudus juga memanfaatkan asrama Akbid Kudus untuk isolasi khusus.
Pada bagian lain, Irwansyah menyinggung keluhan pembayaran klaim biaya pelayanan penderita Covid-19 rumah sakit. Saat ini, rumah sakit swasta kelabakan karena ketidakjelasan pembayaran klaim sehingga mengganggu cashflow rumah sakit
Sementara, menanggapi usulan tersebut, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi mengatakan mengatakan opsi sentralisasi pelayanan penderita Covid-19 di satu rumah sakit itu sudah dibahas, namun hingga kini belum ada keputusan final.
“Sentralisasi ini sudah pernah kami komunikasikan bersama. Memang banyak yang perlu dikaji dan dipersiapkan,” jawabnya.
Tm-Ab