BLORA (SUARABARU.ID) – Pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Lilik Hernanto, Senin (22/6/2020), mengumumkan tambahan satu kasus covid-19, sehingga total warga Blora terpapar virus corona jadi 45 orang.
Lilik juga juru bicara Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, menambahkan satu tambahan itu dari Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, karenai sehari sebelumnya terdapat 44 kasus.
Baca Juga: Sehari, 1.043 Orang Positif Corona, Maknanya…
Saat ini, lanjutnya, orang tanpa gejala (OTG) masih 81, orang dalam pemantauan (ODP) ada 18, pasien dalam pengawasan (PDP) tiga orang dan reaktif rapid test (skrining tes awal) covid-19 terdata 41 orang.
“Dari 45 kasus covid-19, sedang dirawat 33 orang, sembuh tujuh orang, dan meninggal lima orang,” jelas pejabat Plt Kepala Dinkes setempat.
Juga dari Posko GTTP Covid-19 berpusat di kantor Setda Blora, Bupati Djoko Nugroho, menjelaskan tentang makna new normal atau tatana kehidupan baru yang sudah sekitar sepekan diberlakukan di kabupaten paling timur di Jateng ini.
Menurut Bupati Blora, pihaknya sudah mencoba untuk membuka pelan-pelan kegiatan masyarakat, ekonomi agar tetap berjalan dengan baik. Contohnya pegawai negeri sipil (PNS) sudah masuk semua dengan harapan tumbuh kegiatan ekonomi.
Kemudian rumah-rumah ibadah sudah dibuka dengan menjaga jarak. Begitu juga dengan olahraga sudah diperbolehkan, tentunya dengan tetap wasapda dan selalu menerapkan protokol kesehatan yang tepat.
Untuk anak sekolah, menurut Djoko Nugroho, masih belum diperbolehkan masuk seklah. karena menurutnya baru akan diizinkan ketika semuanya sudah clear dan aman.
“Bidang seni juga belum kami perbolehkan. Mudah mudahan minggu depan sudah agak longgar,” tandas Bupati Blora.
Ditambahkan Djoko Nugroho, virus corona tetap dicegah dan yang sakit tetap diobati dengan baik, sementara kegiatan pertumbuhan ekonomi harus tetap berjalan.
“Insya Allah akan berjalan dengan baik. Masyarakat harus bisa beradaptasi, jangan takut berlebihan yang mengakibatkan kepanikan dan tindakan yang tidak baik,” pesannya di hadapan para wartawan.
Bupati Blora yakin warganya yang terkena virus corona pasti akan sembuh, sedangkan yang meninggal, menurutnya lebiuh banyak karena mempunyai penyakit lain yang bisa menurunkan imunitas tubuhnya.
“Ini ada dokter Galih Puspitasari salah satu tenaga medis RSUD Blora yang terkena covid-19. Ya, monggo jelaskan soal virus corona,” pinta Djoko Nugroho.
Pada kesempatan itu, dokter Galih bercerita bahwa virus corona itu nyata dan benar-benar ada, awalnya mengalami demam tinggi karena kemungkinan kelelahan bertugas, ternyata malamnya mengalami demam yang tinggi.
Lantaran merasa punya resiko tinggi sebagai tenaga medis, maka Galih langsung isolasi mandiri di rumah supaya tidak kontak dengan anggota keluarga yang lanjut usia, dan diputuskan harus rawat-inap di ruang isolasi RSUD dr. Soetijono, Blora.
Dari hasil lab pertama, beber dr. Galih, dirinya mengalami limfositopeni ringan, trombositopeni ringan, resiko sedang covid-19. Selanjutnya dari ct-scan dada menghasilkan adanya glass ground opacity yang mengarah khas ke covid-19.
“Saya harus rawat-inap di ruang isolasi selama 11 hari, dan mengalami demam selama 10 hari,” kata dokter RSUD Blora itu.
Seribu Wajah
Selama rawat inap, pihaknya mengakui ada perasaan sedih dan kecewa, dan ini memang manusiawi. Namun dirinya sadar untuk terus bangkit dan tetap makan meskipun mengalami mual-mual.
“Saya hanya demam dan mual. Tidak ada sesak, tidak ada nyeri tenggorokan, tidak ada batuk, karena memang covid-19 ini penyakit seribu wajah,” beber Galih.
Diceritakan juga, ada pasien yang tidak demam tapi swab-nya positif, bahkan ada yang tidak bergejala namun swab-nya juga positif. Tergantung dimana virusnya nempel di reseptor.
Maka jika virusnya nempel di mata, maka gejalanya ada di sekitar mata, jika ada di tenggorokan, maka aka nada gangguan pernafasan, jika di sistem pencermaan maka akan muncul mual muntah dan lain-lain, ungkapnya lagi.
Galih Puspitasari melanjutkan, kalau dia menyadari memang sulit untuk menegakkan diagnosis, karena covid-19 ini seribu wajah. Terkadang meskipun rapid nonreaktif, namun swab-nya positif akan sering terjadi.
“Saat itu rapid test saya nonreaktif, namun setelah di-swab hasilnya positif,” kata dokter Galih.
Diakui Galih, covid-19 ini bukan merupakan penyakit sosial. Ini merupakan penyakit infeksius yang bisa menyerang siapa saja, dan memang resiko tinggi ada di tenaga medis, dan beberapa orang yang sering kontak dengan banyak orang.
“Untuk masyarakat jangan menganggap ini penyakit stigma sosial. Jangan takut untuk terdiagnosa covid-19 apabila sakit,” pesan Galih.
Jadi ikutilah alurnya, ikuti sesuai anjuran dokter yang memeriksa, jika terdiagnosa covid-19 lebih dini, maka terapi dan harapan hidupnya lebih bagus, daripada takut dan menolak diperiksa.
Sembuh Total
Galih mengaku prihatin, karena banyak masyarakat yang memperlakukan pasien covid-19 dengan stigma negatif berlebihan. Seperti menjauhi, mendiskriminasi dan mengisolasi keluarganya.
Setelah dirinya selesai rawat-inap selama 11 hari, dan menjalani isolasi mandiri minimal 14 hari di rumah sampai dinyatakan hasil swabnya negatif sebanyak dua kali berturut-turut untuk sembuh total.
Dibeber Galih, total swab test yang dijalani selama 67 hari adalah 10 kali swab. Sempat ada perasaan kok tidak sembuh-sembuh, tapi ternyata setelah saya baca teori, kemungkinan masih ada badan virus mati yang masih tersisa dalam tubuh.
“Alhamdulillah, 16 Juni kemarin swab saya sudah dua kali hasilnya negatif sehingga dinyatakan sembuh,” paparnya.
Kepada masyarakat, dirinya berpesan agar masyarakat dalam setiap menghadapi masalah agar tetap tenang dan tidak panik. Menurutnya pandemic ini adalah masalah bersama sehingga perlu dilawan bersama.
“Covid-19 ini bisa disembuhkan. Nyatanya saya sembuh setelah menjalani sejumlah tahapan isolasi diri,” ungkapnya dengan wajah berseri.
Kesimpulan yang dialami Galih, bahwa covid-19 ini nyata adanya, bukan sekedar berita dan tulisan, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada, pesannya dari Poskor GTPP Covid-19 Kabupaten Blora.
“Pesan saya lagi, warga yang sedang terpapar covid-19, tetap optimis, dan semangat, semoga semua pasien segera sembuh,” tutupnya.
Wahono-Wahyu