SEMARANG (SUARABARU.ID)– Lulusan SD Pangudi Luhur Tahun 2020, memilih untuk meniadakan pesta kelulusan, dan menggantinya dengan berdonasi untuk penanganan covid-19.
Donasi itu berupa 500 paket sembako, hasil yang dikumpulkan dari sekitar 150 siswa kelas VI. Donasi diterima langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang juga memberikan pujian dan apresiasi kepada para siswa.
Kepala SD Pangudi Luhur, Agustinus Marjito mengatakan, donasi ini merupakan pengganti dari kehendak anak-anak yang ingin merayakan kelulusan kelas VI.
BACA JUGA : Dukcapil Belum Update Domisili, Sulitkan Siswa di PPDB Jateng
Pilihan untuk memberikan donasi itu ada, setelah melihat kondisi saat ini serta keinginan dari para siswa dan orang tua siswa.
”Jadi dana yang sudah terkumpul kami donasikan ke Pemprov, untuk penanganan covid-19. Bantuan ini berupa bahan makanan pokok seperti beras, minyak, gula, dan sebagainya,” ujarnya, saat mendampingi perwakilan Kelas VI SD Pangudi Luhur Bernadus, menyerahkan bantuan di halaman Kantor Gubernur Jateng, Kamis (18/6/2020).
Agustinus menambahkan, donasi itu merupakan cara SD Pangudi Luhur Bernadus untuk mengembangkan sikap peduli anak-anak kepada orang tuanya, dan kepedulian sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
”Ini yang paling penting bagi anak-anak kita di masa yang akan datang, dengan mengembangkan sikap peduli pada sesama,” ungkapnya.
Beri Apresiasi
Di antara perwakilan siswa kelas VI yang hadir dalam acara penyerahan donasi itu adalah Nathan, Caca, Andrea, dan Charles. Mereka juga mendapat kesempatan untuk berdialog langsung dengan Gubernur.
Ganjar yang menerima langsung donasi itu menyampaikan apresiasi dan pujian kepada para siswa kelas VI, yang baru lulus itu.
Menurut Ganjar, donasi ini merupakan suara anak-anak yang memberikan semangat. Bagaimana anak-anak memindahkan dari yang biasanya pesta, kemudian dikumpulkan dan dan disumbangkan.
Ganjar juga berpesan kepada pihak sekolah, untuk tetap bersabar dan tidak tergesa-gesa sekolah dulu. Dia menyarankan, agar dilakukan penataan dan menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan, sesuai protokol kesehatan.
”Memang anak-anak ada yang bilang sudah bosan di rumah. Maka saat ini dukungan guru dan orang tua sangat penting, agar anak-anak tidak bosan. Guru juga sebisa mungkin secara random, berkomunikasi dengan siswa, ditelpon satu-satu. Ini tugas guru dan orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak,” ungkapnya.
Heri Priyono-Riyan