SEMARANG (SUARABARU.ID) – Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru 2020/2021 nanti, ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Jawa Tengah Muh Zen Adv meminta agar pendidikan tetap dilakukan secara daring.
Hal diungkapkannya mengingat saat ini banyak sekolah/madrasah di desa – desa dengan infrastruktur dan sarpras terbatas sehingga kesulitan menerapkan protokol kesehatan.
“Sampai saat ini kondisi Covid-19 masih tinggi dan belum ada tanda-tanda menurun. Riskan bagi anak-anak jika bersama-sama dalam satu ruangan, satu mobil umum, apalagi di pondok pesantren. Meski ada aturan dan tata tertib, namanya juga anak-anak pasti ada yang bandel,” kata Muh Zen, Senin (8/6/2020).
Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah ini menuturkan jika sarpras pendidikan juga masih kesulitan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) dan butuh anggaran yang besar untuk pengadaan rapid test, PCR, ataupun Swab.
“Kecuali pemerintah menjamin fasilitas tersebut, baik untuk pendidikan negeri maupun swasta,” katanya.
Dengan hal itu, pria yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut, pola pengajaran secara daring lebih utama. Hal itu sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan penyebaran mata rantai Covid-19.
“Tetap pola pengajaran moda daring saja, pembelajaran jarak jauh dimaksimalkan dan kekurangannya perlu dievaluasi. Misal pakai media TV Nasional atau tetap berbasis android,” imbuhnya.
Anggota FPKB ini mengungkap, perlu adanya fasilitas yang memadahi bagi siswa dalam menjalankan pembelajaran secara online.
“Harus ada fasilitas bagi anak yang orang tuanya kurang mampu. Entah itu memakai jaringan Wifi kelurahan/sekolah. Atau kalau perlu memakai anggaran dana desa,” tutup anggota DPRD Jateng asal Desa Bungasrejo Kecamatan Jakenan, Pati ini.
Hery Priyono