SEMARANG (SUARABARU.ID)– Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelidungan anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga menyatakan, saat ini pihaknya mengencarkan program dengan nama Berjarak, di tengah pandemi covid-19 yang melanda negeri ini.
Hal itu dia sampaikan dalam kegiatan Webinar Nasional dengan tema Inovasi Pelayanan Publik Masa Pandemi Covid-19. Acara seminar yang digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom dan bisa disaksikan secara live melalui YouTube ini, digelar Fisip Untag Semarang, bekerja sama dengan LPPSP, Kemen PPPA RI, Universitas Terbuka dan Pemkot Semarang, Kamis (4/6/2020).
Selain Menteri PPPA, hadir pula sebagai pembicara yang lain, Hendrar Prihadi (Wali Kota Semarang), Prof Dr Suparno MSi (Rektor Untag Semarang), Prof Dr Hanif Nurcholis MSi (Guru Besar Universitas Terbuka), Dr Indra Kertati MSi (Kepala PSGA FISIP Untag Semarang) dengan moderator Drs Gunarto MM (Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan).
BACA JUGA : 57 Desa di Kabupaten Magelang Terpapar Covid-19
Menurut Gusti Ayu, tujuan program Berjarak ini yakni, membangun platform komunikasi, untuk memastikan kondisi perempuan, anak dan keluarga, aman dari bahaya paparan covid-19.
”Tujuan khusus Berjarak ini, untuk menggalang kekuatan jejaring, kader dan relawan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk memastikan terpenuhinya hak-hak dasar perempuan dan anak, selama masa darurat pandemi covid-19,” kata dia, dari ruang kerjanya.
Ditambahkan Gusti, ada 10 program dalam aksi Berjarak ini, seperti tetap di rumah, hak perempuan dan anak terpenuhi, alat pelindung diri tersedia, jaga diri, keluarga, dan lingkungan, membuat tanda peringatan, menjaga jarak fisik, mengawasi keluar masuk orang dan barang.
Selain itu dikatakan pula, perlunya menyebarkan informasi yang benar, aktivasi media komunikasi online serta adanya aktivasi Rumah Rujukan.
”Kami juga membuka bantuan berupa layanan Pendampingan Sejiwa dengan nomor telepon 119. Para penerima layanan ini bisa berupa konsultasi psikologis dan layanan pendampingan perempuan dan anak,” ungkap Gusti.
Tidak Mudah
Sementara itu, Rektor Untag Semarang Prof Dr Suparno MSi menyampaikan, di masa
pandemi covid-19, semua sektor terkena imbasnya. Baik di pemerintahan, swasta, sipil, kesehatan, infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan sosial, semua merasakan kesulitan yang sama.
Dikatakan dia, guna menumbuhkan semangat pengembangan melalui pelayanan publik
dibutuhkan sebuah inovasi. Dan inovasi ini harus disesuaikan dengan situasi pandemi seperti sekarang ini.
”Kebijakan pelayanan publik itu harus satu arah, satu tujuan dan menyeluruh pada semua sektor pembangunan dengan menggunakan skala prioritas. Dan juga perlunya perubahan model, mekanisme dan proses dalam pelayanan publik. Selain itu, penerapan norma baru dan peningkatan partisipasi masyarakat,” ungkap Suparno.
Ditegaskan dia, inovasi pelayanan publik itu tidak mudah, namun bisa dan harus dilakukan segera. ”Yang penting ada kemauan pasti ada jalan. Selain itu taat pada regulasi, selalu berpartispasi, terbuka terhadap kritik dan masukan, mau belajar keras, beri pelayanan tulus kepada rakyat dan selalu gunakan teknologi,” tandas dia.
Riyan-Sol