Amir Machmud NS
Lebaran Ini Tak Kujenguk
Peristirahatanmu
lebaran ini tak kujenguk peristirahatanmu
bukan lantaran mulai durhaka
mengabaikanmu merayakan bersama
hari fitri yang mempertemukan rasa
tak kubersihkan luruh dedaun
menimbun kerikil hamparan doa tahlil
yang menyeru namamu
di tepi makam penuh cerita
lebaran ini tak kusimpuh nisanmu
yang menyimpan masa lalu
lelaki lembut penuntun hidup
yang belum sepenuhnya kutakzimi
membelukar sesal dan janji
lebaran ini kutiup awan dengan desau pilu
tak menengok keabadianmu
dengan selasih dan mawar wangi
menyiram air mata rindu
dari jarak yang gagal merekatkan syahdu
lebaran ini kubiarkan rumah abadimu
tertutup langit sunyi
dan kau tetap merayakannya
bersama kakek bersama nenek
bersama paman bersama ponakan
jauh dari kecemasan
memeluk buncah riang
kaukirim potret warna warni
monokrom tentang masjid wali
tentang sepeda tua
tentang sungai-sungai bening
tentang sawah kuning
tentang lapangan bola
tentang makam moyang kita
tentang gedung sekolahku
tentang pawai maulid nabi
tentang ritual sedekah bumi
sebegitu lengkap kaukenalkan
abadi dalam cetak kenangan
hidup dalam kehidupanku
ada hamparan pilu
berserak di album biru
sebegitu tegakah aku memilih
tak menjengukmu?
Semarang, 23 Mei 2020
Sebelum Bergegas Datang Kiamat
berkemaslah meraih hari fitri
sebelum bergegas datang kiamat
ramadan tetap dalam khidmat
syahdu tak pergi
walau dikepung virus laknat
dirundung hati pepat
saat salam pun tanpa berjabat
lupakah kau tak mengadu pada malaikat?
kurayu angin tak henti memanggil
desau perkasa tiba
rasaku menggigil
kuingin kaupulihkan makna
tatanan yang menghumbalangkan semesta
tiba-tiba aku merasa jauh
sangat jauh dari cahaya
takbir dan tahmid menggulung putih
menyelinap di langit jernih
aku terhimpit di tengah-tengah
kuasa hati yang diuji
seberapa dalam hikmah menyerap
seberapa khusyuk doa menebar
seberapa luruh tasbih merintih
seberapa ikhlas hidup mengabdi
seberapa siap iftitahmu mengetuk
seberapa kuat zikirmu menggeletar
inikah saat geladi tiba
tanpa yakjuj tanpa makjuj
hadir memaujud
kumeringkuk di sudut waktu
membaca tanda-tanda
kiamat dimulai dari khianat
hidup dalam silang penat
saat kita selalu menjawab belum siap…
Semarang, 23 Mei 2020
Fajarku Jauh Makna
kusimak sendirian
jeritku meradang
fajar pun jauh makna
suluk takbir mengiris langit desa
aku tak di sana
mengirim rasa
doa mengarungi semesta
mengiris rasa
di perjalanan masa
subuh menyiram lelantun ayat
beduk tak berirama
waktu yang tersayat bilah rindu
pesan sunyi sampaikah ke hati
datang, datanglah wajah
idul fitri yang tak pernah tua
tak pulangkah kau pada puncak syahdu
takbir biru di dada bertalu
gerimis rindu kau jemput pilu
berlomba meraih surga
dalam pengharapan yang berlalu.
Semarang, 23 Mei 2020