blank
Ilustrasi Bandara Ngloram

Oleh: Djati Walujastono

blankPROGRAM pembangunan Bandara Ngloram Tahap II di Tahun 2020, saat ini terus berjalan. Beberapa program yang sedang dikerjakan di antaranya memperpanjang Runway, pembangunan Terminal Tahap I, rekonstruksi Apron dan Taxiway, RESA Threshold Runway, dan pembuatan akses jalan masuk.

Selain itu juga disiapkan pengadaan dan pemasangan AFL, pembuatan gedung PKP-PK, pembuatan drainase sisi udara, pembuatan gedung operasional, pembuatan Landscape, pembangunan gedung kantor, pengadaan dan pemasangan Walk Through Metal Detector, pengadaan Hand Held Metal Detector dan lain sebagainya.

Dengan akan beroperasinya Bandara Ngloram pada 2021 di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, maka dimungkinkan nantinya akan berdiri beberapa perusahaan jasa kedirgantaraan, seperti pemeliharaan, perbaikan dan overhaul, bisnis penerbangan, serta kegiatan kedirgantaraan, pendidikan dan pelatihan.

Oleh sebab itu, di sekitar rencana pembangunan Bandara Ngloram itu, masih memungkinkan untuk pembangunan kawasan industri kedirgantaraan atau Aerospace Park.

Aerospace Park adalah suatu kawasan industri yang melayani kegiatan industri kedirgantaraan. Secara original definisinya adalah (Aerospace Park is The Industrial Park Catering to Aerospace Industry). Karena itu, Aerospace Park pada dasarnya adalah, sebuah kawasan industri.

Dimana kawasan industri ini khusus menangani industri kedirgantaraan, yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan, sarana dan prasarana, organisasi pengelola kawasan, serta unit-unit organisasi yang terkait dalam kegiatan perawatan, perbaikan dan overhaul pesawat udara.

Pulau Jawa
Ada juga industri pembuatan suku cadang pesawat udara, mesin, industri desain dan manufaktur pesawat udara, pusat pendidikan dan pelatihan di bidang industri kedirgantaraan, jasa layanan engineering, dan lain sebagainya, sebagai sebuah mata rantai industri dirgantara.

Di dalam negeri, Ketua Indonesia Aircraft Maintenance Services Associations (IAMSA), Richard Budihadianto, telah mengusulkan pembangunan kawasan industri kedirgantaraan atau Aerospace Park, yaitu di Bintan, Kepulauan Riau, untuk memenuhi kebutuhan di kawasan barat. Sedangkan Manado, Sulawesi Utara untuk kawasan timur.

Sementara itu, Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan lewat siaran persnya di Jakarta mengatakan, Aerospace Park tidak hanya dibangun di Bintan, Kepulauan Riau, tetapi juga di seluruh kawasan Indonesia.

Beberapa potensi pengembangan Aerospace Park di Pulau Jawa adalah sekitar Bandara Soekarno Hatta, Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kertajati, Bandara Ahmad Yani, Bandara Adi Sucipto, Bandara Adi Sumarno, Bandara Juanda, dan Bandara Ngloram.

Di luar negeri seperti di Malaysia, pengembangan Aerospace Park ada di kawasan Bandara Shah Alam Subang, Kuala Lumpur. Juga di negara Singapura di Bandara Seletar dan di Korea di Bandar Incheon.

Di Singapura telah mengembangkan Seletar Aerospace Park dengan investasi senilai Rp 540 miliar di lahan seluas 140 hektar. Malaysia membangun Malaysia Internasional Aerospace Center (MIAC) dengan investasi Rp 819 miliar di lahan 84 hektar. Thailand di Bangkok Internasional Airport juga membangun Aerospace Park.

blank
Runway Bandara Ngloram

RTRW
Disini pemerintah daerah, yaitu Pemkab Blora dan Provinsi Jateng, sebaiknya merespon jauh ke depan tentang perencanaan kawasan industri kedirgantaraan atau Aerospace Park. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Bappeda serta dinas terkait lainnya, perlu merencanakan adanya kawasan industri ini, salah satunya adalah kawasan industri kedirgantaraan atau Aerospace Park.

Sementara ini, untuk kawasan industri di Kabupaten Blora dalam RTRW yang direvisi adalah Desa Adirejo, Tawangrejo, Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan dengan luas 100,546 hektar, Desa Nglangitan, Kecamatan Tunjungan dengan luas 57,421 hektar, Desa Sambongrejo, Kecamatam Sambong dengan luas di atas 50 hektar. Ketiga kawasan industri itu untuk industri campuran.

Maka perlu ditambah lagi dalam RTRW Revisi, tentang kawasan industri kedirgantaraan atau Aerospace Park, di sekitar Bandara Ngloram, yang masuk Kecamatan Cepu, Kecamatan Sambong dan Kecamatan Kedungtuban.

Seperti di Bandung, saya menganggap sudah tercipta Aerospace Park atau kawasan industri kedirgantaraan, walaupun sebelumnya tidak direncanakan suatu kawasan tersendiri.

Di area sekitar Bandara Husein Sastranegara, ada pabrik pembuatan pesawat yaitu PT Dirgantara Indonesia (DI). Disana juga tersedia fasilitas perawatan, perbaikan dan overhaul pesawat, baik Fixed Wing (pesawat terbang) maupun Rotary Wing (helikopter), yaitu Aircraft Service PT Digantara Nusantara.

Selain itu juga ada perawatan, perbaikan, overhaul mesin pesawat yaitu PT Nusantara Turbin dan Propulsi. Dan di tempat terpisah, ada perusahaan design pesawat terbang, yaitu PT Rego Aviasi Industri (RAI) milik Habibie, dimana PT RAI telah merancang pesawat Regioprop R-80 (New Generation Turboprop), dimana proyek ini juga termasuk Proyek Strategi Nasional (PSN).

Ini juga memungkinkan untuk hal yang sama, dan bisa direncanakan dengan berdirinya Aerospace Park di sekitar Bandara Ngloram. Bisa berlokasi di Desa Gadon, Desa Cabean, Desa Jipang, Desa Getas, Desa Sumberpitu, Desa Ngloram, Desa Kapuan dan Desa Kentong, Kecamatan Cepu,

Ada pula Desa Kagen, Desa Panolan dan desa-desa lainya di Kecamatan Kedungtuban serta beberapa desa di Kecamatan Sambong.

Lapangan Pekerjaan
Yang penting, Pemerintah Daerah sudah memasukkan dalam perencanaan kawasan industri kedirgantaraan atau Aerospace Park, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, RTRW Kabupaten Blora, dan juga Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cepu, RDTR Kecamatan Kedungtuban dan RDTR Kecamatan Sambong.

Untuk dinas terkait, DRD, pakar planologi, dan stakeholder lain, bisa memberi masukan tentang kebijakan pemerintah daerah, yang berkaitan dengan perencanaan Aerospace Park di Blora.

Dengan adanya Aerospace Park atau kawasan industri kedirgantaraan di Kabupaten Blora, maka akan membuka lapangan pekerjaan untuk menyerap tenaga kerja di Blora. Dengan terserapnya tenaga kerja, maka akan mengurangi pengangguran dan sekaligus bisa mengurangi angka kemiskinan di Blora.

Kalau hanya mengandalkan pekerjaan di sektor pertanian, kehutanan, dan migas, maka masih tetap saja kurang mencukupi untuk membuka lapangan pekerjaan di Blora.

Perencanaan kawasan industri kedirgantaraan di sekitar Bandara Ngloram, merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah di Kabupaten Blora, dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah (PAD), meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), mengurangi ketergantungan terhadap perawatan, perbaikan, dan overhaul pesawat di tempat lain, dan meningkatkan peran Kabupaten Blora di wilayah Banglor.

Potensi wilayah yang ada akan dikembangkan, dan masalah yang ada akan diselesaikan melalui konsep Smart Green Industrial Park.

Konsep Aerospace Park yang diusung menekankan pada sistem berkelanjutan, dan memperhatikan keseimbangan dengan alam. Konsep kawasan industri kedirgantaraan ini pun akan diturunkan kedua konsep untuk permukiman, yaitu Green Livable Housing dan konsep industri, yaitu Green Manucfaturing Industrial.

Untuk mewujudkan kawasan industri kedirgantaraan, pada perencanaan yang dilakukan menggunakan konsep pengelolaan Build Operate Own (BOO), yakni pemberian konsesi, investor punya hak untuk mendapatkan pengembalian investasi, keuntungan yang wajar, sehingga investor dapat menarik biaya dengan persetujuan pemerintah dari pemakai jasa infrastruktur yang dibangunnya (Noor, 2007).

Dalam hal ini, pihak swasta mendanai, membangun, dan mengoperasikan suatu fasilitas, dengan memperoleh insentif untuk melakukan investasi lebih lanjut. Namun pihak pemerintah yang mengatur harga dan kualitas layanan. Model ini banyak dipakai untuk menyediakan fasilitas baru, yang dapat diantisipasi agar permintaan pasar akan selalu ada.

Djati Walujastono
– Anggota Tim Koordinasi Percepatan Reaktivasi Bandara Udara Ngloram
– Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Blora
– Staf Khusus Bupati Blora, Bidang Iptek, Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Kearifan Lokal
– Dewan Pembina Kombat TNI-Polri DPD Blora