blank
Produksi singkong atau ubi kayu dari petani Kabupaten Lebak diangkut menggunakan truk diesel ke Pati, Jawa Tengah karena tingginya permintaan konsumen di daerah itu. Antara

LEBAK (SUARABARU.ID) – Sejumlah petani Kabupaten Lebak, Banten memasok singkong atau ubi kayu ke Kabupaten Pati, Jawa Tengah karena tingginya permintaan konsumen di daerah itu.

“Kita hari ini memasok sebanyak delapan ton singkong ke Kabupaten Pati, Jawa Tengah,” kata Usman (60), seorang petani di Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, Senin.

Pasokan singkong ke Pati, Jawa Tengah itu tentu menjadikan semangat para petani untuk mengembangkan budi daya tanaman singkong karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

Permintaan singkong selama Ramadhan cenderung meningkat untuk dijadikan aneka kerajinan makanan kuliner juga bahan baku tapoika.

Selama ini, produksi singkong dipasok ke luar daerah masih berlangsung, meski terjadi pandemi COVID-19.

Pertanian singkong menguntungkan petani, karena ditampung harga Rp4.000/Kg dan jika produktivitas rata-rata 5 ton/hektare maka bisa menghasilkan pendapatan Rp20 juta/hektare.

“Kami terus mengembangkan budi daya tanaman singkong karena permintaan konsumen cukup meningkat,” katanya menjelaskan.

Begitu juga petani lainya, Maruf (55) seorang petani warga Maja Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya menjual hasil panen singkong ditampung oleh tengkulak dengan harga Rp3000/Kg dan mereka menjual ke wilayah Tangerang dan DKI Jakarta,

“Kami sekali panen singkong bisa menghasilkan Rp15 juta dengan waktu selama delapan bulan dari tanam,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, pertanian singkong di sini menjadikan andalan ekonomi dengan memanfaatkan lahan milik BUMN, TNI dan perusahaan pengembang di Kecamatan Maja dan Curugbitung.

Sebab, lahan tersebut belum digunakan oleh pemiliknya, sehingga masyarakat menggarapnya dan mereka kebanyakan petani mengembangkan ubi kayu beraneka jenis mulai singkong roti, perelek, karet hingga mentega.

Produksi jenis singkong itu banyak diminati konsumen karena rasanya pulen, gurih, dan kandungan karbohidratnya cukup tinggi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan produksi singkong yang dikembangkan di 28 kecamatan tentu dapat menjadikan andalan pendapatan ekonomi petani.

Selama ini, produksi singkong rata-rata mencapai 55.000 ton dari luas tanam 3.539 hektare di areal lahan darat dan petani mampu memasok ke luar daerah.

“Kami minta petani terus memperluas pertanian singkong karena permintaan pasar cenderung meningkat,sehingga dapat mensejahterakan ekonomi masyarakat,” katanya.

Ant/Muha