blank
Kepala BAP3AD Kebumen Pudji Rahayu (tengah) membuka Diskusi kelompok terfokus (FGD) arah,visi dan misi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong menuju Unesco Global Geopark, Jumat, 8/5.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Pemkab Kebumen bergerak cepat. Setelah pada Oktober 2019 dinyatakan sebagai Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (GNKK), maka pada 2021 ditargetkan naik status menjadi Unesco Global Geopark. Apalagi GNKK memiliki keunggulan dari segi kelengkapan dan keunikan struktur batuan serta usia batuan 117 juta tahun lampau.

Hal itu terungkap dari Focus Discussion Group (FGD) Penentuan Visi-Misi dan Arah Pengembangan GNKK Menjadi Unesco Global Geopark di Ruang Rapat Setda Kebumen, Jumat (8/5). Acara dibuka Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAP3DA) Kabupaten Kebumen Pudji Rahayu, dipandu Ir Djoenedi Fatchurahman selaku Ketua Harian Badan Pengelola GNKK.

Pemateri Peneliti Utama Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung (BIKK) LIPI Ir Chusni Ansori MT, diikuti para camat dan pemangku kepentingan seperti PHRI dan Ketua Forum Biro Perjalanan.

Menurut Kepala BAP3AD Kebumen Pudji Rahayu, bulan Oktober 2019 Kebumen telah mendapatkan status geopark nasional pada Geopark Karangsambung-Karangbolong. Maka Pemkab berkeinginan pada 2021 GNKK bisa naik menjadi Unesco Global Geopark. Untuk itulah pada tahun ini akan disusun dokumen pendukung yang diajukan ke Unesco. Diharapkan FGD ini bisa merumuskan visi dan misi serta arah pengembangan GNKK menjadi UGGp (Unesco Global Geopark).

Sedangkan Chusni Ansori menjelaskan tentang latar belakang geopark, bagaimana kondisi eksisting GNKK, apa keunggulan GNKK dibanding UGGp Gunung Sewu dan Ciletuh, permasalahan yang ada, gambaran visi-misi yang perlu disusun, program, tag line Geopark serta clustering Geosite.

Menurut Chusni, tahun 2018 Geopark Karangsambung-Karangbolong ditetapkan  menjadi  Geopark Nasional. Diharapkan melalui  konsep Geopark dapat memberikan “significance regional impact” bagi konservasi, edukasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan dan daerah sekitarnya berlandaskan aktivitas “sustainable  green tourism“.

Segi Tiga Borobudur-Dieng-Geopark Kebumen

Peningkatan status menjadi Geopark Global, lanjut Chusni, diharapkan dapat  memantapkan posisi Kabupaten Kebumen secara strategis dalam perekonomian Jawa Tengah, khususnya segitiga  kawasan Borobudur-Dieng- Kebumen.

Dia terangkan, pada Tahun 2021 ini akan menyusun Dokumen Pendukung Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong Menuju Unesco Global Geopark. Geopark secara terminologi merupakan singkatan dari geological park  atau taman bumi. Jika ditinjau lebih mendalam, geopark merupakan suatu wilayah geografis yang terbentuk atas beberapa unsur diantaranya berupa situs warisan geologi (geosite) yang berada pada kawasan warisan geologi (geoheritage). Geopark terdiri dari keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan kawasan dengan keragaman budaya (cultural diversity).

blank
Peserta diskusi kelompok terfokus Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong menuju Unesco Global Geopark di Ruang Rapat Setda Kebumen.(Foto:SB/Ist)

Mengutip UNESCO (2006), Chusni menerangkan geopark adalah kawasan lindung dengan elemen geologi yang luar biasa. Termasuk nilai-nilai arkeologi, ekologi dan budaya dimana masyarakat lokal diundang untuk berpartisipasi dalam melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Elemen-elemen utama termasuk keanekaragaman geologi, keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya dengan tujuan akhir melindungi keanekaragaman bumi (geodiversity), pelestarian lingkungan, dan pendidikan ilmu bumi yang lebih luas.

Dia ungkapkan pula, Global Geopark Network (GGN) mendefinisikan geopark sebagai daerah dengan batas yang jelas yang memungkinkan pembangunan lokal berkelanjutan, baik pada aspek sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Konsep pengembangan kawasan dilakukan dengan mengelola “multi stake holder” yang mampu memberikan dampak regional secara signifikan untuk konservasi, pendidikan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan sekitarnya berdasarkan aktivitas pariwisata hijau berkelanjutan (Green Tourism).

Chusni optimistis dengan keberadaan GNKK mempunyai keunggulan dibandingkan dua global Unesco yang ada di bagian barat dan timurnya. Kekomplitan sejarah geologi GNKK mencakup 6 periode sejak jaman Kapur sekitar 117 Juta tahun lalu hingga masa kini. Sedangkan UGGp Ciletuh menyerupai kawasan Karangsambung , namun lebih komplet Karangsambung. Sedangkan UGGp Gunung Sewu menyerupai kawasan Karangbolong. Geopark Karangsambung-Karangbolong menggabungkan Unesco Global Geopark Ciletuh dengan Gunung Sewu.

Pudji Rahayu menambahkan, dari FGD tersebut dirumukan beberapa masalah dan potensi GNKK. Mulai dari kemiskinan Kabupaten Kebumen paling tinggi di Jateng, tingkat poengangguran masih tinggi, eksploitasi SDA serta SDM rendah. .

Sedangkan potensi di GNKK meliputi telah operasional Bandara Internasional Kulonprogo  dan dibangunnya jaringan jalan lintas selatan (JJLS) atau jalur pesisir berdampak pada kemudahan akses menuju Kebumen.

Berdasarkan pengalaman beberapa Geopark lainnya, ternyata Geopark terbukti membawa kemajuan ekonomi . Geliat masyarakat untuk mengembangkan perekonomian berbasis potensi wilayah sudah mulai terlihat

Tagline Geopark yang diusulkan adalah : Bentang alam Karst di atas Lantai Samudera Purba (“Karst Landscape Above The Ancient Oceanic Floor”).

Berdasarkan diskusi yang dilakukan, maka telah disepakati beberapa rumusan antara lain :

Visi: Terwujudnya geopark global berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat

Misi:

  1. Melestarikan keragaman geologi, biologi dan budaya melalui konsep pembangunan berkelanjutan
  2. Menjadikan warisan bumi sebagai pusat studi lapangan tingkat internasional
  3. Mengembangkan pariwisata berkelanjutan melalui peningkatan SDM dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Komper Wardopo