blank
Demplot Tanaman Obat di Desa Tempursari, Candimulyo, Kabupaten Magelang, dibuka mulai Sabtu (2/5). Eko Priyono
MAGELANG (SUARABARU.ID) – Sebagai tindak lanjut kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam Program Kemitraan Wilayah (PKW) yang didanai Dikti tahun 2020, Tim Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) dan Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang melakukan perintisan pembuatan demplot tanaman obat di Desa Tempursari, Candimulyo, Kabupaten Magelang, Sabtu (2/5).
Tim yang diketuai Dosen UMMagelang Retno Rusdjijati itu melakukan perintisan pembuatan demplot tanaman obat  di Taman Wisata Lembah Sebangkong. Lokasi tersebut merupakan tanah bengkok seluas 200 meter persegi (m2). Lahan itu akan dijadikan sebagai percontohan bagi warga Desa Tempursari untuk membudidayakan aneka tanaman obat.
Menurut Retno Rusdjijati, saat ini tanaman obat atau yang biasa disebut herbal merupakan salah satu komoditas yang banyak dicari orang untuk menjaga kesehatan tubuh maupun sebagai pengobatan alternatif. Komoditas herbal dapat diolah menjadi jamu, kosmetik, maupun olahan pangan, sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Apalagi saat pandemik Covid-19 seperti ini, komoditas herbal semakin banyak dicari.
Perintisan demplot tanaman obat tersebut diawali dengan penanaman tiga jenis bibit yaitu jeruk nipis sebanyak 50 batang, lada perdu sebanyak 120 , dan serai merah sebanyak 160 batang. Pemilihan jenis tanaman obat tersebut, menurut Agus Suprapto salah satu anggota tim PKW, berdasarkan kondisi musim saat ini. Mengingat hujan belum rutin turun, maka tanaman obat yang dapat dibudidayakan adalah yang jenis daun-daunan dan buah, bukan yang berupa akar atau rimpang.
Anggota Tim PKW.  Alfian, menambahkan, ketiga komoditas tersebut permintaan pasarnya tinggi. Juga berpeluang untuk menumbuhkan industri kecil olahan herbal di Desa Tempursari. “Lada dapat diolah menjadi bubuk, kalau dikemas menarik mempunyai nilai jual tinggi,” imbuh anggota Tim PKW Oesman.
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim PKW itu mendapat sambutan hangat masyarakat. Juga dukungan penuh dari perangkat desa dan lembaga-lembaga sosial di Desa Tempursari.
Kepala Desa Tempursari Dahroni menyatakan akan mengajak warga masyarakat untuk ikut membudidayakan aneka tanaman obat di pekarangan masing-masing. Dana desa tahun ini sebagian juga akan dialokasikan untuk pembuatan apotik hidup di masing-masing RT. Dia dan perangkat desa akan memberi contoh kepada warga dengan menanam lada perdu di pekarangan rumah masing-masing.
Dia harapkan dengan budidaya tanaman obat di Desa Tempursari secara menyeluruh akan menjadi bagian dari integrated farming yang menjadi tema pelaksanaan PKW oleh Tim UMMagelang dan Untidar.
Eko Priyono