blank
para pemudik mulai meninggalkan Rusunawa Kudus setelah menjalani masa karantina 14 hari. foto:Suarabaru.id

 

KUDUS (SUARABARU.ID) – Budiono (23) terlihat sibuk menjinjing tas dan plastik hitam keluar dari Rusunawa Twin Blok (TB) 4 Bakalankrapyak, Kudus. Wajahnya cukup gembira setelah diberikan selembar kertas dari petugas. Isi surat tersebut yakni keterangan bahwa dia sudah menjalani karantina selama 14 hari di rusunawa.

Lajang asal Desa Bulungkulon, Kecamatan Jekulo ini mengungkapkan, dirinya merasa senang bisa pulang dan berkumpul dengan keluarga. Menurutnya, dia harus menjalani karantina selama 14 hari untuk memastikan sehat dari Covid-19.

“Saya bekerja di Tangerang. Saya kerja bangunan sudah lama. Karena proyek selesai, saya pulang saja ke rumah pada 16 April silam. Tak tahunya, setiba di terminal langsung dibawa untuk karantina,”katanya, Rabu (29/4).

Selama menjalani masa karantina sebagai orang dalam pemantauan (ODP), dirinya menempati lantai lima rusunawa. Walau merasa bosan, Sumardi berterima kasih telah diperlakukan dengan baik.

“Ya lumayan, tempatnya enak ada kasur buat tidur. Tapi ya namanya dikarantina, rasanya bosan seperti di penjara,”ujarnya.

Disinggung soal makanan yang disediakan selama di karantina, Budiono mengatakan kalau selama ini memang kebutuhan makan dicukupi. Sebelum Ramadhan, penghuni karantina dijatah makan tiga kali sehari. Namun, saat Ramadhan, jatah makan berkurang jadi dua kali sehari yakni saat buka dan sahur.

“Ya ada sih jatah makan. Tapi namanya jatah, porsinya tentu kurang bagi kami yang biasa bekerja sebagai kuli. Jadi, kami sering beli makanan tambahan dengan titip penjaga,” katanya dengan senyum simpul.

Kini, Budiono mengaku sudah plong bisa bebas dari karantina. Namun demikian, dia juga harus berpikir keras bagaimana mencari uang lagi saat pulang ke rumah. “Uang dari hasil kerja sudah habis untuk makan di sini. Gak tahu selepas dari sini mau kerja apa lagi,”tandasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Sumardi (58). Sumardi mengaku kalau fasilitas di Rusunawa lebih dari cukup. Walau merasa bosan, Sumardi berterima kasih telah diperlakukan dengan baik.

“Tempatnya enak. Ada kasurnya. Makanannya pun enak-enak. Sebelum Ramadan, makan tiga kali sehari. Selama puasa dua kali. Sahur dan berbuka,”tandasnya.

Selama karantina, dia juga mengaku mendapatkan pengecekan kesehatan secara rutin dari petugas yang ada di sana. Setiap pagi, juga dilakukan senam untuk menjaga kondisi tubuh.

Petugas Rusunawa Indayani (38) mengungkapkan, per 29 April 2020, sudah ada 39 pemudik lainnya yang dipulangkan dari lokasi karantina. “Jumlah total yang pernah dikarantina 128 orang. Sudah pulang 39 orang dan di sini masih 89 orang,” jelasnya.

Selamat dikarantina 14 hari, ODP tersebut menempati 95 kamar yang sudah disiapkan. Menurutnya, setiap kamar ada yang ditempati satu orang dan dua orang.

“Selama di sini, kami kasih fasilitas tempat tidur, perlengkapan mandi, makan dan WiFi gratis. Selain itu juga ada dokter dan perawat yang 24 jam mengawasi mereka,” tuturnya.

Setelah menjalani karantina selama 14 hari, para ODP tersebut akan diberi surat keterangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, yang isinya keterangan, bahwa yang bersangkutan sudah menjalani karantina 14 hari di rusunawa.

Mengenai tentang kesehatan ODP, dr Abdul Khanan mengungkapkan, keseluruhan ODP yang dikarantina di rusunawa dalam kondisi sehat semua. Menurutnya, sampai saat ini belum ada yang menunjukkan gejala Covid-19.

Dirinya berpesan, untuk pemudik yang sudah menjalani karantina selama 14 hari, agar terus menjaga hidup sehat di rumah. Selalu menggunakan masker saat keluar rumah dan melakukan physical distancing.

“Selalu waspada saja. Di sini sehat. Namun bisa juga tertular di lingkungan rumahnya,” tambahnya.

Tm-Ab