TEGAL (SUARABARU.ID) – Dampak wabah covid-19, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tegal mengibarkan bendera putih kepada Pemerinta Kota Tegal untuk meminta kebijakan keringanan pajak.
“Keadaan sudah memprihatinkan. Untuk tingkat hunian hotel langsung drop hingga di bawah 20 persen kalau dibikin rata-rata. Kondisi tersebut dirasakan sejak pertengahan Maret 2020, dan 250 karyawan yang ada di bawah PHRI sudah dirumahkan. Satu hotel bintang tiga yang berlokasi di Jalan Dr Wahidin sudah tutup untuk sementara waktu,” kata Ketua PHRI Tegal, Saunan Rasyid, ditemui di kantornya, Kamis (24/4/2020).
“Saya berharap Pemerintah Kota Tegal mendengar apa yang menjadi keluhan PHRI. Seperti di daerah lain, ada semacam penangguhan atau relaksasi pajak. Karena bagaimanapun PHRI salah satu penyumbang pendapatan terbesar di Kota Tegal. PHRI sudah mengajukan surat permohonan kepada Pemkot Tegal tapi sampai saat ini belum ada jawaban. Ya mungkin lagi sibuk,” tutur Saunan.
Saunan memprediksi, kalau dua bulan ke depan situasi dan kondisinya masih seperti ini, pasti banyak hotel dan restoran yang berhenti beroperasi karena ‘kehabisan bensin’.
Pada hari normal tingkat hunian rata-rata mencapai 55-60 persen. Untuk weekend dan weekday, karena Kota Tegal bukan tujuan wisata, rata-rata dalam setahun sekitar 50 persen. Tapi saat ini tingkat hunian tinggal 10-15 persen.
“Artinya untuk menutup operasional pun tidak cukup,” tutur Saunan.
Dijelaskan, jumlah anggota PHRI saat ini 700 anggota, 29 hotel dan sudah masuk PHRI 20 hotel sisanya sedang proses. Dalam situasi seperti ini yang dilakukan menurut Saunan yang pertama adalah efisiensi.
“Kita PHRI sudah mengajukan surat permohonan keringanan untuk pajak, diskon atau entah apapun namanya lah, dalam situasi seperti ini berat bagi kami. Biaya hotel terbesar karyawan dan listrik. Mohon perhatiannya dari Pemkot Tegal. Paling tidak kami didengar lah oleh pihak Pemkot Tegal,” harap Saunan.
Untuk karyawan kolam renang dan diskotik hotel Bahari Inn sejak 16 Maret 2020 sudah dirumahkan. Sedangkan untuk 106 karyawan hotel dirumahkan sejak 1 April 2020. Saat ini hanya Satpam yang masih bertugas dan bergilir.
Nino Moebi