blank
Para perantau yang pulang dari Bogor langsung disterilisasi dan dicek suhu tubuhnya sebelum ke rumah masing-masing. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Adanya pandemi corona ini membuat sejumlah proyek di kota-kota besar berhenti. Hal itu membuat para pekerja proyek terpaksa kembali ke wilayah asalnya.

Larangan mudik yang ditetapkan per 24 Maret 2020 justru menjadi problem yang dibingungkan para perantau. Di sejumlah media sosial, para perantau banyak bertanya-tanya antara mudik dan pulang kampung. Sesda Grobogan, Moh Soemarsono menjelaskan, para perantau agar dapat membedakan
antara pulang kampung dan mudik.

“Pada saat acara Mata Najwa kemarin, Pak Jokowi menjelaskan perbedaan antara pulang kampung dan mudik. Untuk para perantau yang pulang ke Grobogan, sebenarnya mereka pulang karena terpaksa. Proyek sudah berhenti, maka mereka pulang,” jelas Soemarsono, saat dihubungi suarabaru.id, Jumat (24/4/2020).

Meski para perantau pulang kampung ke halamannya masing-masing di wilayah ini, Sesda mengimbau agar mereka tetap mengikuti protokol kesehatan. Semua angkutan umum, seperti bus AKAP dan AKDP dicek petugas di wilayah-wilayah perbatasan.

blank
Pemudik yang terlanjur datang ke Grobogan harus ikuti karantina selama 14 hari. Foto : Hana Eswe.

“Yang penting ikuti protokol kesehatan. Mereka akan di-cek oleh petugas di perbatasan dan diminta melakukan karantina mandiri. Nah, karantina mandiri inilah yg kita mohon dengan sangat agar ditaati. Jangan kemudian kemana-mana, karena kita tidak tahu mereka membawa wabah atau tidak,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan, saat ini rumah karantina mandiri sudah dilaksanakan di beberapa desa yang berada di zona merah, seperti Pulokulon, Karangrayung dan Geyer. Desa menyiapkan tempat dibantu Pemkab Grobogan yang menyediakan konsumsi.

“Karena banyaknya jumlah pemudik, kelihatannya tempatnya yg kurang memadai mbak sehingga kelihatannya menjadi kurang higienis, fasilitas MCK juga terbatas, dan masih ada yang berkerumun. Ini akan kita evaluasi lagi,” tambahnya.

Dari data Dinas Perhubungan Kabupaten Grobogan, hingga pukul 08.00 WIB, jumlah pemudik yang masuk ke wilayah ini mencapai 25.822 orang. Mereka datang dari berbagai kota besar di Jabodetabek dan kota-kota lainnya.

Sementara itu, berkaitan dengan bulan Ramadhan di tengah pandemi covid-19 ini, Sesda juga meminta kepada masyarakat Grobogan agar tetap menjalankan ibadah Ramadhan dengan mengikuti edaran dari Kemenag dan Pemkab Grobogan.

“Sudah ada edaran dari Kementrian Agama, juga dikuatkan edaran dari Pemkab Grobogan, agar kita tetap menjalankan ibadah Ramadhan dengan khusuk di rumah masing-masing. Buka puasa, shalat tarawih dan ibadah-ibadah lainnya agar dilaksnakan di rumah masing-masing. Mohon ditaati edaran tersebut untuk keselamatan kita bersama,” pungkasnya.

Hana Eswe-Wahyu