BLORA (SUARABARU.ID) – Pelaku penganiayaan mengakibatkan satu korban tewas dan satu luka berat, Sakirin (65), warga Desa Gaplokan, Kecamatan Japah, Blora, sampai Kamis (23/4/2020) malam, masih belum jelas keberadaannya.
Untuk melacak keberadaan daftar pencarian orang (DPO) tersebut, Kepolisian Resor (Polres) Blora, Jawa Tengah, menerjunkan Tim Reserse Mobil (Resmob) dibantu Unit Reskrim Kepolisian Sektor (Polsek) Japah keluar masuk hutan.
“Sampai Kamis malam ini kami masih melakukan pencarian, mohon doanya agar segera tertangkap,” jelas Kapolres Blora, AKBP Ferry Irawan melalui Kapolsek Japah, AKP Yulianto.
Lokasi pencarian berada kawasan hutan dengan kondisi medan cukup berat, sesekali turun hujan, dan licin. Meski demikian, upaya pencarian terhadap korban terus dilakukan, tambah AKP Yulianto.
Pencarian terhadap terangka pelaku penganiayaan tersebut, lanjutnya, sudah dilakukan sejak peristiwa berdarah Selasa (21/4/2020) sore, dengan korban meninggal Sunarti (50) dan sakirin (50) mengalami luka berat.
Akan Menikah Lagi
Peristiwa berdarah terjadi di Desa Gaplokan Kecamatan Japah, Blora, Selasa (21/4/2020). Korbannya Sunarti (50), tewas usai dianiaya hingga mengalami luka parah oleh mantan suaminya, Sakirin (65),
Sakirin, juga warga Desa Gaplokan, Kecamatan Japah, Blora, nekat menganiaya hingga tewas istrinya, karena diduga cemburu lantaran korban hendak menikah lagi dengan korban lainnya, Sarjan (50).
Peristiwa itu terjadi di ladang jagung masuk Desa Gaplokan. Kasus penganiayaan tersebut diduga karena pelaku cemburu pada mantan isterinya itu. Sunarti, tewas dengan luka parah bersimbah dara setelah dihantam kayu, dan dicacok sabir.
Sunarti.berencana menikah lagi dengan pria bernama Sarjan, korban yang mengalai luka bacok di anggota badannya. Kejadian itu bermula saat kedua korban berada di ladang jagung persis di jalan setapak masuk blok Tegaldowo.
Akibat sabetan sabit itu, Sarjan menderita luka parah dan dilarikan ke rumah sakit (RS). Sementara korban Sunarti yang awalnya hendak menolong calon suaminya itu, juga dianaya hingga tewas.
Wahono-Wahyu