BLORA (SUARABARU.ID) – Bupati Blora, Jawa Tengah, Djoko Nugroho, Senin (20/4/2020), mengumumkan daerahnya berstatus tanggap darurat terhadap penyebaran virus corona atau Virus Disease 2019 (Covid-19).
Status tanggap darurat itu diambil selama 40 hari kedepan, menyusul tiga warganya dinyatakan positif virus corona, dengan pesan khusus agar masyarakat tetap tenang, tidak takut, tidak waswas, tapi harus lebih hati-hati dan waspada.
“Mulai Senin hari ini, Kabupaten Blora menyatakan tanggap darurat virus corona, karena hasil rapid test ada tiga warga positif,” bebernya di media center Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora.
Djoko Nugroho menjelaskan, hasil rapid test tiga warganya yang positif itu, satu orang memang positif tertulas Covid-19, dua orang lagi telah di-swab test dan menunggu pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
“Dua orang yang positifmenunggu hasil swab-test, namun demikian sudah saya katakan positif agar kita semua berhati-hati dan waspada,” tandasnya.
Menurut Bupati Blora, siapapun bepotensi terjangkit atau tertular virus corona, maka dia bepesan agar semua warga menjaga perilaku hidup sehat, mematuhi keputusan yang dibuat dan dikeluarkan pemerintah.
Lebih lanjut dijelaskan, hasil rapid test tiga warga Blora yang positif itu satu warga Desa Kentong (Cepu), pendatang dari Jakarta yang saat ini sedang menjalani isolasi di RSUD R. Soeprapto Cepu untuk proses perbaikan.
Dokter & Tenaga Medis
Keluarga, saudara, kerabat, tetangga dan sopir penjemput dari Jakarta yang sempat berinteraksi, lanjutnya, semua sudah tracking dan isolasi dan dua hari kedepan akan dilakukan rapid test.
Kedua, salah satu warga di kompleks Perumda, Kelurahan Kunden, Kota Blora, lama sakit dan 9 April 2020 meninggal. Hasil swab test yang PCR-nya positif tertular virus corona.
“Atas nama Pemkab Blora, saya menyampaikan duka cita terhadap warga kami yang meninggal dunia,” kata Bupati Blora.
Ketiga adalah istri almarhum, dari rapid test hasilnya positif, dan dua hari kedepan akan dilakukan swab-tes. Selain itu dilakukan tracking untuk keluarga, saudaranya dan siapun yang sempat berinteraksi dengan almarhum.
Bupati Blora juga menyampaikan ada dokter dan tenaga medis yang diistirahatkan untuk menjalani isolasi, ada yang diisolasi di RSUD dr Soetijono Kota Blora, dan isolasi mandiri, jumlahnya banyak ada sekitar 25 orang.
“Mari kita terus berdoa, terus nenuwun sama Tuhan Yang Maha Esa, agar semua sehat dan terhindar dari virus corona,” pungkas Bupati Djoko Nugroho.
Diberitakan sebelumnya, setelah bertahan sebagai daerah bebas (nihil) Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Minggu (19/4/2020), mengumumkan kabupaten ini berstatus red zone (zona merah) virus corona.
Pengumuman itu dikeluarkan Pemkab, setelah ada satu warganya di Kecamatan Blora meninggal dunia dan dirawat di rumah sakit (RS) Mawardi Solo berjenis kelamin laki-laki, dinyatakan positif tertular virus corona.
Warga yang meninggal itu sebelumnya punya riwayat sakit ginjal, dan pernah periksa di beberapa dokter, sehingga dokter, tim medis, keluarga dan siapapun yang pernah kontak pertama dengan pasien dilakukan pemeriksaan rapid test.
Sedangkan hasil rapid test secara umum di Blora, jelasnya, sejauh ini terdapat dua orang lagi yang positif, namun keduanya belum bisa dikatakan positif tertular Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Wahono-Wahyu