WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Aksi peduli pandemi global Covid-19 terus mengalir dari berbagai pihak. Karena wabah virus Corona ternyata tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan tapi juga ekonomi warga.
Belakangan ini banyak warga kurang mampu, buruh dan pedagang kecil yang kehilangan pekerjaan sekaligus penghasilan harian karena kebijakan physical dan social distancing (jaga jarak fisik dan sosial) di masyarakat.
Akibat sebagian besar warga tinggal di rumah, suasana ruang publik, pasar dan jalanan pun sepi. Buruh tak sedikit yang kehilangan pekerjaan dan pedagang kecil tidak lagi bisa berjualan karena daganganya tidak laku.
Kondisi tersebut membuat Pimpinan Cabang Fatayat NU (PCF NU) Wonosobo tergerak untuk menggelar aksi peduli Covid-19 dengan membagi paket sembako kepada kaum dhuafa yang sangat membutuhkan bantuan.
Ketua PC Fatayat NU Wonosobo Haryati, Kamis (9/4), mengatakan di saat situasi seperti ini banyak warga kurang mampu mengalami krisis pangan. Karena perkembangan ekonomi yang melambat tak sedikit warga yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Terus Berlanjut
“Kondisi riil saat ini tak jarang masyarakat kecil menjerit dan menangis karena mau makan tidak punya beras dan bahan pokok lainnya. Maka siapa pun harus bergerak dan peduli. Yang kuat membantu yang lemah,” pintanya.
Koordinator Aksi Fatayat NU Wonosobo Peduli Covid-19 Suniyah Hisyam Ali menambahkan, paket sembako yang dibagi ke kaum dhuafa berupa beras, minyak goreng dan gula pasir. Aksi solidaritas tersebut akan terus berlanjut hingga pandemi global Covid-19 berakhir.
“Ini aksi pertama dengan membagi 70 paket sembako dan akan diikuti dengan aksi berikutnya. Paket sembako dibeli dari dana yang digalang pengurus dari anggota Fatayat NU dan masyarakat. Banyak warga menitipkan sedekahnya untuk disalurkan ke kaum dhuafa,” ujarnya.
Sekretaris PC Fatayat NU Mariyatul Kibtiyah menyebut kaum dhuafa yang jadi sasaran pemberian bantuan antara lain pedagang kecil, asongan dan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan alun-alun dan di lingkungan sekolah. Mereka kini banyak tidak berjualan karena sepi pembeli.
“Lantaran tidak bisa berjualan lagi, para pedagang kecil tersebut otomatis kehilangan penghasilan harian. Padahal penghasilan dari berjualan keliling tersebut menjadi sandaran kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya di rumah,” imbuh Eni Chandra Nurhayati, Koordinator Bidang Ekonomi PC Fatayat NU Wonosobo.
Muharno Zarka-Wahyu