JEPARA (SUARABARU.ID) – Kekecewaan kurang diakomodirnya pemain lokal Jepara di squad Persijap menghadapi Kompetisi Liga 2 yang disampaikan oleh Ketua Umum PSSI Jepara sangat beralasan. Sebab selama ini PSSI Jepara telah bekerja keras dalam melakukan pembinaan sepak bola di Jepara.
“Sepertinya pembinaan yang dilakukan PSSI secara berjenjang dan konsisten bertahun-tahun tidak ada nilainya”, ujar Ketua Umum PSSI Jepara Samsul Anwar kepada SuaraBaru.id Jumat 6/3-2020.
Jujur kami kecewa, karena pemain lokal asal Jepara kurang diperhatikann Persijap Jepara. Padahal secara historis Persijap merupakan bagian tak terpisahkan dari Jepara.
Menurut Samsul Anwar, Persijap Jepara dari sejarahnya adalah super tim yang dibentuk oleh klub-klub anggota PSSI Jepara. “Kendati saat ini publik sepak bola Jepara hanya memiliki 20 persen saham kepemilikan Persijap, tidak sepantasnya Persijap mengabaikan proses pembinaan sepak bola yang ada di Jepara,” ujar Samsul Anwar.
Karena nama Persijap secara historis dan kultural adalah kebanggaan dan milik masyarakat Jepara,”ujar Samsul Anwar tegas.
Persijap menurut Samsul Anwar harusnya tidak melupakan sejarah itu. “Tidak ada Persijap yang sekarang dan tidak ada fans yang fanatik tanpa ada kiprah para pembina sepak bola di Jepara di masa silam yang ada diberbagai pelosok desa,” ujar Samsul Anwar yang baru saja terpilih kembali sebagai Ketua Umum PSSI hingga 2024,
Ia mengaku sangat sedih melihat banyak pemain asal Jepara hasil dari pembinaan masyarakat bola Jepara pada akhirnya malah membela klub-klub di luar daerah.” Padahal kualitas mereka juga tidak kalah dengan pemain-pemain asal luar daerah yang saat ini dikontrak mahal oleh Persijap.
Fanatisme pemain juga dibangun karena banyaknya pemain lokal yang memperkuat Persijap pada masa lalu,” tutur Samsul Anwar.
Padahal, Persijap masih menikmati fasilitas-fasilitas milik Pemerintah Kabupaten Jepara yang dibangun dengan uang rakyat Jepara. “Jika tidak ada perubahan maka kami berharap Pemkab Jepara meninjau ulang penggunaan fasilitas stadion Gelora Bumi Kartini Jepara,” pinta Samsul Anwar.
Sementara itu, mantan Ketua Bidang Kompetisi dan Pertandingan PSSI Jepara, Nur Azis yang dihubungi SuaraBari.Id , menyebut Persijap saat ini tidak menghargai potensi lokal Jepara.
Bahkan menurut Nur Azis dari informasi yang beredar, ada dua pemain lokal Jepara yang sebenarnya sudah diminati Tim Pelatih, namun tidak disetujui oleh Manajemen Tim.
Ia mengaku menerima keluhan secara langsung dari pemain lokal asal Jepara, bahwa kurang adanya penghargaan terhadap pemain lokal. Ia juga mengetahui ada pemain binaan Askab PSSI Jepara, yang sempat dinegosiasi oleh manajemen Persijap. “Namun nilai yang ditawarkan sangat tidak menghargai asset lokal Jepara,” ujar Nur Azis.
Terus terang kami kecewa dalam persioapan menghjadfapi Liga 2 ini. “Kalau musim lalu masih ada beberapa pemain lokal yang dipakai walau bukan pemain inti, tahun ini, pemain lokal sungguh seperti diabaikan. Bersama elemen bola yang lain kami tentu akan mengambil sikap,” tegasnya.
Sementara itu Manajer Persijap Arief Setiadi yang dihubungi SuaraBaru.Id via WA belum memberikan jawaban.
Hadi Priyanto