WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Hujan deras disertai angin kencang, Minggu petang (16/2), telah memunculkan bencana di empat kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Yakni bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung yang melanda di Kecamatan Wonogiri Kota, Selogiri, Kismantoro dan Baturetno.
Dampak dari serangkaian bencana tersebut, telah menyebabkan puluhan rumah dan sekitar 25 Hektare (Ha) lahan pertanian tergenang air banjir, sejumlah rumah warga rusak oleh tanah longsor dan tertimpa pohon tumbang. Di Kecamatan Baturetno, pohon yang tumbang oleh adanya puting beliung, sempat memacetkan hubungan darat antarprovinsi Wonogiri (Jateng)-Pacitan (Jatim), karena pohon tumbang tersebut melintang badan jalan. Kapolsek Baturetno AKP Suwono, memimpin kiat pemulihan yang dilakukan oleh jajaran Polsek bersama Tim SAR, pamong desa dan masyarakat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam serangkaian kejadian bencana alam tersebut. Untuk Kecamatan Wonogiri Kota, bencana terjadi di Kelurahan Giripurwo dan Wuryorejo. Gudang kayu milik Suwanto di RT 2/RW 2, Lingkungan Kerdukepik, rusak tertimpa pohon tumbang.
Jalan Ruas JLK
Di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri Kota, terjadi tanah longsor di kawasan hutan milik Perhutani, yang material longsorannya menimpa badan jalan di ruas Jalur Lingkar Kota (JLK) Wonogiri. ”Lokasinya di ruas JLK di Kelurahan Wuryorejo, ” jelas Bambang Haryanto.
Kemudian di Kecamatan Selogiri, bencana alam yang muncul sebagai dampak adanya hujan deras dan angin kencang, telah melanda lima desa. Yakni di Desa Pare, Singodutan, Kaliancar, Gemantar dan Desa Jaten. Di Desa Pare, dilaporkan telah memunculkan tanah longsor di Dusun Susukan. Bangunan talud penguat tebing milik Ny Warsi di RT 3/RW 6 longsor mengancam rumah tetangganya. ”Penghuni rumah untuk sementara diungsikan ke tempat famili terdekat,” jelas Bambang Haryanto.
Di Dusun Sumber, Desa Pare, tanah longsor menimpa pekarangan milik Wakidi di RT 1/RW 9. Bersamaan itu, bangunan kamar mandi milik Warijo di RT 3/RW 6 Dusun Susukan, Desa Pare, rusak karena tertimpa pohon tumbang. Berikut di Desa Singodutan, terjadi tanah longsor dan banjir di Dusun Matah dan Dusun Ngaliyan: Akibat tebing saluran air longsor, menyebabkan rumah Parmin dan Giyanto di Dusun Matah tergenang luapan air banjir. Di Dusun Ngaliyan Kompleks Perumahan Sendangsiwani, luapan air banjir menggenangi tiga rumah milik Hari, Agus dan Ny Ngadiman.
Tiga Desa
Dampak dari meluapnya air dari Kali Krisak, juga menyebabkan banjir di tiga desa/kelurahan. Yakni di Kelurahan Kaliancar, Gemantar dan Jaten. Di Kelurahan Kaliancar, menggenangi masing-masing lima rumah warga Dusun Josutan dan di Dusun Gunung Mijil.
Selanjutnya di Desa Gemantar, banjir menggenangi 12 rumah warga di Dusun Kenangan RT 1/RW 4. Berikut untuk Dusun Nanggan, banjir telah menggenangi 77 rumah masyarakat. Di Desa Jaten, banjir menggenangi 9 rumah penduduk dan lahan sawah seluas 25 Hektare (Ha) di Dusun Gempeng. Kemudian di Dusun Karang TalunĀ menggenangi 4 rumah penduduk.
Untuk menyikapi bencana alam tersebut, telah dilakukan tindakan darurat oleh para personel dari BPBD bersama anggota TNI, Polri, dan petugas medis dari Puskesmas. Juga ikut terlibat dalam penanganan darurat ini, para relawan siaga bencana dari komunitas Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) MDMC Muhamadiyah, PMI, Tim SAR, dari Senkom, Rapi, Tagana Rajawali, Forum Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), para relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) bersama pamong desa, tokoh pemuda dan masyarakat.
Longsor di Kismantoro
Di Kecamatan Kismantoro, Minggu malam (16/2), dilaporkan telah terjadi tanah longsor yang di Desa Plosorejo. Mengakibatkan kerusakan pada bangunan rumah milik Bejo di Dusun Ngrandu RT 1/RW 4, Desa Plosorejo, Kecamatan Kismantoro (sekitar 60 Kilometer arah timur Kota Wonogiri).
Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan, penanganan darurat dilakukan dengan mengevakuasi para korban ke tempat pengungsian, dan memberikan bantuan logistik. Jumlah penduduk yang diungsikan ada sebanyak 19 orang tersebar di 3 titik pengungsian terdekat dengan rumah tinggalnya, dan sebagian lainnya menumpang di rumah famili terdekat.
Kata Bambang, bersamaan dengan hujan reda, kondisi genangan air banjir berangsur-angsur surut. ”Senin pagi (17/2) ini, kami akan kembali melanjutkan penanganan di lokasi bencana,” tegasnya.
Bambang Pur