DEMAK (SUARABARU.ID)– Ratusan umat Islam dari berbagai penjuru Tanah Air memadati serambi Masjid Agung Demak, pada Minggu (19/1/2020), guna mengikuti acara Nusantara Bermunajat.
Doa bersama ala Padepokan Sunan Kalijaga yang bermarkas di Kota Tangerang Selatan, Banten itu, dimotori KH R Syarif Rahmat, yang mengisi tausiah di puncak acara. Agenda tahunan ini rupanya mendapat respons positif dari pihak pemerintah daerah asal penyelenggara, yakni Tangsel Banten, ditandai dengan adanya sambutan secara live streaming dari wakil Walikota Tangerang Selatan, yang isinya memberi support agar acara lancar dan damai.
BACA JUGA : Personel Polres Grobogan Kerja Bakti Bersihkan Kelenteng
Dalam tausiahnya disampaikan, keprihatinan atas fenomena saling mencaci yang tengah dialami bangsa Indonesia. ”Harusnya sudah tidak ada lagi saling menghina antara satu etnis dengan yang lainnya. Semua yang ikhlas menjadi bangsa Indonesia seperti apa pun bentuk fisiknya, hendaknya saling menghargai,” ungkapnya.
Dia juga menyoroti adanya usaha pembelokan sejarah penyebaran Islam di Indonesia, ditandai dengan adanya penggantian identitas di makam para pendakwah yang tersebar di berbagai penjuru Nusantara.
”Di Kalimantan ada utusan Sultan Fatah yang berasal dari Demak. Beliau meng-Islam-kan warga kalimantan, dan makamnya ada disana. Nah, beberapa tahun belakangan ada usaha pembelokan sejarah dengan cara mengganti asal usulnya. Padahal beliau asli Demak,” tutur dia.
Sang Kiai juga berpesan, suatu bangsa akan musnah jika sejarahnya hilang. Maka dihimbau kepada bangsa Indonesia apa pun sukunya, agamanya, etnisnya agar bersatu. Saling menghormati, tidak saling menghujat.
Dikatakan juga, bangsa Indonesia diajak kembali kepada identitas diri, dan bangga pada budaya leluhur. ”Jangan latah mengadopsi budaya negara lain, dan menghilangkan identitas negeri sendiri,” imbuh dia.
Kusfitria Marstyasih/Riyan