blank
Pagelaran dengan cerita Narayana Begal yang di sutradari Ki Nuryanto dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Zamroni , Ketua KSBN Jepara, Sholih serta sejumlah tokoh seniman - budayawan Jepara.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Pergelaran    Wayang Sandosa yang untuk pertama kali  digelar di Jepara ternyata  mampu memukau ratusan penonton yang hadir      di pendopo  Kabupaten Jepara Senin (30/12-2019) malam. Pada umumnnya  mereka tertarik pada alur cerita, tata cahaya, iringan gending hingga bahasa yang digunakan dan cara dalang memainkan wayang.  Pagelaran dengan cerita Narayana Begal yang  di sutradari  Ki  Nuryanto tersebut  disaksikan juga oleh Plt  Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Zamroni , Ketua  KSBN  Jepara, Sholih serta sejumlah tokoh seniman – budayawan Jepara.

blank
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Keebudayaan Kabupaten Jepara, Zamroni bersama ketua Ki Hendroyono

Cerita  Narayana Begal bermula dari  perjuangan Narayana  untuk mengalahkan  Negeri Mandura  untuk mendapatkan kembali  tahtanya. Sebab negeriini  dinilai  sewenang-wenang dengan  meminta upati dari warganya. Kisahnya dimulai dengan  tidakan  Narayana merampok upeti bagi kerajaan Mandura yang dikumpulkan dari desa-desa.  Upeti tersebut sangat  merugikan warga  hingga hidupnya sengsara. Hasil rampokan Narayana  dibagikan kembali  kepada warga.

Sedangkan panitia pagelaran, Ki Sugiyarto menhyatakan,pentas kolaboratif  wayang  Sandosa ini menjadi ajang pembelajaran bagi seniman  muda pedalangan Jepara “Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, terutama Plt Bupati Jepara, Kadinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Pepadi”ujarnya.

Pentas wayang   Sandosa oleh para dalang muda Pepadi  ini  menurut Ketua  Pepadi Jepara, Ki Hendroyono  adalah untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalang. Oleh sebab itu semua peraga yang memainkan pageranan tersebut adalah  anak-anak muda yang terdiri dari, sutradara Ki  Nuryanto, Peraga Wayang Ki Faishol Guna Carita, Ki Agung  Surya Laksana, Ki  Lintang Kunta Dewangga, Ki  Riyan Pentol, Ki  Firman  Sudarsono, Ki Danar Yogi Isworo dan  Ki Ranu  Bimo  Surono. Sedangkan pengisi  suara wayang Ki Sarip Gondo  Carito, musik pengiring Sanggar Seni Jagad Kawicaksanan pimpinan Ki Heni  Gondo Prawiro, penata  iringan gamelan Teguh Adif Wicaksono dan tim kreatif dan artistik panggung Yayasan Marga  Lanngit Banjaragung serta sanggar  seni Yoga Laras serta Java Audio

Plt Kepala  Dinas Pariwisata dan Keebudayaan Kabupaten Jepara, Zamroni  dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap pegelaran wayang perpaduan modern dan tradisional tersebut. “Kreatifitas  dan inovasi memang  sangat diperlukan agar  seni  tradisi tidak hilang  dan  dapat menjawab tantangan jaman,” ujar  Zamroni.

Dijelaskan, Pemerintah Kabupaten  Jepara memberikan ruang yang luas bagi para seniman untuk mengembangkan kreatifitasnya. “Dengan demikian kesenian dan budaya akan  mewarnai  pembangunan  di Jepara,”ujar  Zamroni. (SUARABARU.ID/Hadi  Priyanto)