SEMARANG (SUARABARU.ID) – Desa Wisata Menari yang terletak di Dusun Tanon, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, muncul sebagai sebuah destinasi wisata alam maupun budaya.
Desa Wisata Menari muncul sebagai tujuan wisata yang diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Tercatat di desa ini pernah berkunjung wisatawan mancanegara dari berbagai negara seperti Jepang, Belgia, Singapura dan Jerman.
Cukup mengejutkan bahwa ini tidak hanya berjumlah satu atau dua. Mereka datang secara berkelompok dalam hitungan belasan atau puluhan. Sungguh kedatangan wisatawan mancanegara ini kembali menunjukan bahwa Desa Wisata Menari ini bukanlah desa wisata yang bisa dianggap remeh.
Warga mengungkapkan bahwa mereka menemui kesulitan ketika ada wisatawan mancanegara datang ke desa ini karena mereka tidak lancar berbahasa Inggris. Mereka tidak dapat menjelaskan tarian yang ditampilkan karena keterbatasan kemampuan bahasa Inggris.
Terlebih lagi, akan terjadi kebingungan dan lebih parahnya terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Ketua Pokdarwis di Desa Ngrawan bahkan pernah diundang keluar negeri untuk mempresentasikan desanya, dia pun mengalami kesulitan bahasa. Bahasa Inggris menjadi sebuah aspek penting dalam komunikasi dan pengembangan sebuah daerah.
Tim Dosen Program Studi Sastra Inggris Unissula yang terdiri dari Destary Praptawati MHum, Riana Permatasari MA M.Pd Diyah Fitri Wulandari M.Hum dan Afina Murtiningrum MA, Idha Nur Hamidah MHum dan Dr Didik Murwantono, mencoba menangkap kesempatan berkontribusi dalam pengembangan Desa Wisata Menari ini.
Mereka memberikan pelatihan English for Tourism dengan pendekatan tematik yang merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan 5 dan 26 Juli 2019.
Setelah menjalani pelatihan, peserta mengalami peningkatan kemampuan Bahasa Inggris. Kemampuan Bahasa Inggris masyarakat harapannya akan semakin meningkat melalui program pengabdian masyarakat ini yang dilaksanakan dengan berkelanjutan.
suarabaru.id