BLORA (SUARABARU.ID) – Emha Ainun Nadjib, populer dipanggil Cak Nun, menekankan pentingnya hidup gotong royong dimanapun berada, baik yang berada (hidup) di pedesaan maupun masyarakat perkotaan.
Ajakan gotong royong pria kelahiran Jombang, Jawa Timur itu, karena pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia selalu menggunakan karya dan bantuan orang lain.
“Hidup gotong royong itu penting, karena manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia butuh karya orang lain,” katanya di acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng.
Acara yang digeber di eks Stadion Kridosono, Kota Blora, Jawa Tengah, digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-270 kabupaten penghasil kayu jati tersebut, rampung pada Senin (9/12/2019) pukul 00:10 WIB dini hari.
Ribuan masyarakat dari penjuru Blora, Rembang, Grobogan, Semarang (Jateng), Tuban dan Bojonegoro (Jatim), sejak Minggu (8/12/2109) pukul 19.00 WIB sudah memadati lapangan terbuka di kota sate yang baru rampung direhab.
Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng, dibuka Bupati, H. Djoko Nugroho, didampingi jajaran Forkopimda, dan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan sejumlah tokoh agama.
The Spirit of Indonesia
Sedangkan Cak Nun dan Kiai Kanjeng, hadir lengkap bersama Sabrang Mowo Damar Panuluh dan Cak Kirun. Acara berlangsung aman, lancar, dan tertib dengan pengaman dari personil Polres dan TNI Kodim setempat.
“Alhamdulillah, meskipun tadi sempat hujan, akhirnya reda dan kita bisa hadir mengikuti Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng,” ungkap Bupati Blora.
Kokok, panggilan Djoko Nugroho, mengajak masyarakat belajar bersama tentang kehidupan yang lebih baik, belajar menjadi bagian dari Blora the Spirit of Indonesia, tandasnya.
Cak Nun menambahkan, bergotong royong dan selalu bersyukur kepada yang maha pencipta, dan bergotong royong melaksanakan pembangunan yang tidak hanya berorientasi dunia, namun juga pembangunan yang berorientasi akhirat.
Menurut pria kelahiran 27 Mei 1953 itu, bahwa Hari Jadi Kabupaten Blora, harus disadari esensinya, sehingga bukan dirayakan bentuknya semata, dengan pesan agar Blora bisa disemai sebagai serambi Madinah.
“Maksud saya, bagaimana membangun kabupaten ini sebagai serambi Madinah. Kita harus belajar dari kota Madinah yang dipimpin oleh Rasulullah,” ujarnya.
Menurut Cak Nun, seorang manusia harus mengutamakan azas kebermanfaatan, harus berlomba-lomba menebar manfaat dengan rasa kasih sayang, bukan berlomba untuk menjadi yang terhebat.
Dijelaskan, pemimpin itu memiliki kekuasaan, kekuatan, dan kasih sayang. Maka yang harus didahulukan adalah kasih sayang. Sebuah kekuasaan dan kekuatan jika tidak dilandasi rasa kasih sayang, hasilnya akan ngawur.
“Kekuasaan dan kekuatan jika tidak dilandasi rasa kasih sayang, hasilnya akan ngawur,” tandasnya.
Komedian Abah Kirun dari Madiun, Jatim, juga ikut memeriahkan kegiatan Sinau Bareng Cak Nun. Bahkan Bupati Blora, Djoko Nugroho, sempat nyanyi Caping Gunung dihadapan ribuan masyarakat yang hadir.
Wahono-wahyu