GROBOGAN – Era teknologi semakin berkembang membuat sebagian besar pelaku UMKM di Kabupaten Grobogan harus meng-upgrade diri melakukan promosi dagangannya.
Salah satunya yakni melalui pemasaran digital. Namun, tak banyak pelaku usaha ini yang mampu mempromosikan dagangannya lewat media sosial atau marketplace.
Hal ini yang menjadi alasan Bagian Perekonomian Setda Grobogan melakukan pelatihan bertajuk Branding dan Digital Marketing Product.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Riptaloka Kompleks Setda Grobogan, Senin (2/12). Puluhan pelaku usaha, khususnya di bidang kerajinan tangan mengikuti pelatihan ini.
Menurut Kabag Perekonomian Setda Grobogan, Pradana Setiawan, teknik mempromosikan produk secara digital perlu dipahami para pelaku UMKM di Kabupaten Grobogan.
Hal ini dimaksudkan agar mereka yang berwirausaha dapat meningkatkan penghasilannya lewat digital marketing ini.
“Era saat ini serba digital. Promosi produk sudah beralih. Saat ini, sudah tidak zamannya mempromosikan produk lewat leaflet atau pasang baliho. Biayanya sangat besar dibandingkan dengan teknologi internet’’.
‘’Adanya internet ini, promosi produk bisa dilakukan dengan memanfaatkan akun media sosial,” ujar pria yang akrab disapa Danis ini.
Undang Marketplace
Guna mendukung pelatihan ini, pihaknya mengundang staff officer salah satu marketplace ternama, yakni Shopee. Dias Bahary Adhitama, sebagai narasumber dari Shoppe ini mengajari para pelaku UMKM tentang cara memasarkan produk melalui aplikasi marketplace yang tersedia di Indonesia.
Selain itu, narasumber kedua yakni Aniz Faozi, tentor Madani Bimbel, juga memberikan tips-tips yang menarik tentang memasarkan produk secara digital ini.
“Kami selalu terbuka dalam membantu dan melayani teman-teman pelaku UMKM agar mendapatkan skill, sesuai dengan keinginannya’’.
‘’Misal, mereka yang ingin mengasah kemampuan berbisnis secara online ini atau cara-cara mendapatkan modal melalui hak mereka untuk mengakses KUR dan bantuan lainnya,” tambah Danis.
43 Ribu UMKM
Dikatakan Danis, saat ini di Kabupaten Grobogan terdapat 43 ribu pelaku UMKM. Hal itu dikatakannya menurut data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP).
“Penyaluran kredit KUR sampai November 2019 kurang lebih sebanyak 43 ribu debitur dengan akad kredit Rp 883 Miliar. Dimana, debitur ini sebagian besarnya adalah pelaku UMKM,” tambah suami dari Lusia Indah Artani ini.
Pihaknya menambahkan, guna mempermudah para pelaku UMKM di segi permodalan, mereka juga dibekali pengetahuan tentang Jamkrida. Program ini telah mengggandeng BUMD diantaranya, BKK, Purwa Artha dan Bank Jateng.
suarabaru.id/Hana Eswe.