blank
Brigadir Shodig saat menerima penghargaan dari Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Danhil atas tindakan mulia selama bertugas menjadi Bhabinkamtibmas Polsek Kedungjati. (Foto : dok).

GROBOGAN – Niat mulia yang dilakukan Brigadir Shodig, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kedungjati mendapatkan apresiasi dari Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Danhil.

Bentuk apresiasi tersebut disematkan dalam sebuah penghargaan yang diserahterimakan di Mapolda Jateng, Selasa (26/11).

Saat dikonfirmasi, Brigadir Shodig mengaku tidak menyangka dirinya bisa dipanggil pimpinan tertinggi kepolisian daerah Jawa Tengah.

Menurutnya, apa yang sudah dilakukannya ini sudah menjadi tanggung jawab karena tugasnya menjadi anggota Bhabinkamtibmas untuk melayani masyarakat Desa Jumo, yang memang menjadi desa binaannya.

“Waktu menerima penghargaan, Kapolda mengatakan kepada saya untuk melanjutkan, bekerja ikhlas dan tanpa pamrih karena Tuhan yang akan membalas. Saya pribadi beserta isteri tidak menyangka sampai dipanggil mendapatkan penghargaan ini. Terima kasih atas perhatian yang sangat besar ini bagi kami,” ujar Brigadir Shodig, Rabu (27/11).

Brigadir Shodig merupakan anggota Bhabinkamtibmas di lingkungan Polsek Kedungjati. Suami dari Irawati ini mendapatkan tugas untuk membina masyarakat Desa Jumo.

Di desa ini, sarana angkutan untuk warga yang hendak berobat belum ada. Karena itu, ia mengutarakan niatnya kepada sang isteri untuk menjadikan mobil Xenia warna silver, yang saat itu merupakan mobil pribadi keluarga, diubah menjadi mobil ambulan.

“Akhirnya setelah saya utarakan niat itu kepada istri. Bersyukur dia juga sepakat. Saya dan istri merelakan mobil pribadi kami menjadi ambulan berikut dengan konsekuensinya’’.

‘’Untuk keperluan keluarga, sekarang kami menggunakan sepeda motor. Kami berkeyakinan, rizki itu akan datang dari berbagai penjuru jalan. Nanti kalau ada rizki lebih bisa beli (mobil-red) lagi,” ujar pria yang tinggal di Desa Ngambakrejo, Kecamatan Tanggungharjo ini.

blankBrigadir Shodig saat mengantarkan warga desa binaannya untuk berobat di puskesmas. Mobil ambulan inilah yang mengantarkan pasien Desa Jumo berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. (Foto : Hana Eswe).

Hidup Sederhana

Keikhlasan yang dilakukan Shodig dan isterinya ini memang patut dijadikan inspirasi bagi semua orang. Pasalnya, tidak mudah merelakan kendaraan yang seharusnya menjadi investasi keluarga diubah menjadi ambulan, yang notabene untuk aksi sosial. Namun, keduanya tetap mensyukuri konsekuensi dari keputusan yang sudah disepakatinya itu.

“Saya dan istri berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Kami pernah merasakan bagaimana hidup serba terbatas, ukuran kami saat ini, kami sudah sangat bersyukur menjadi pegawai dan hidup lebih baik dari tetangga di desa kami’’.

‘’Karena itu, sudah waktunya kami berbagi dengan tetangga, yakni dengan menyediakan ambulan gratis. Minimal, bisa sedikit meringankan beban warga yang sedang membutuhkan ambulan,” tambah Shodig, sapaan akrabnya.

blank
Setelah merelakan mobilnya jadi ambulan, Brigadir Shodig menggunakan sepeda motor dinasnya saat bertugas. Meski demikian, ia tetap bersyukur dan ikhlas menjalaninya. (Foto : Hana Eswe).

Pakai Kendaraan Dinas

Selama bertugas di Desa Jumo, Brigadir Shodig mengandalkan kendaraan operasional yang sudah disediakan instansi tempatnya bertugas. Dedikasi dan semangatnya bekerja dilandasi dengan jiwa sosial yang tinggi ini rupanya juga diapresiasi langsung Pemerintah Desa Jumo.

“Saat ini memang kalau saya bekerja mengunakan kendaraan dinas sebagai operasional. Kendaraan inilah yang mengantar saya saat melakukan tugas pembinaan di desa binaan saya,” pungkasnya.

suarabaru.id/Hana Eswe.