SOLO, SUARABARU.ID – Pengerjaan Masjid Taman Sriwedari Surakarta (MTSS) mengalami progress peningkatan mencapai hampir 60 persen dari 100 persen pengerjaan. Masjid yang akan menjadi ikon baru Kota Bengawan ini berdiri megah di tengah kota dan bangunan paling mencolok di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Surakarta, berdampingan dengan bangunan bersejarah lainnya, Stadion Sriwedari.
Wakil Ketua DPRD Surakarta, Achmad Sapari, mengatakan, Masjid Taman Sriwedari Surakarta (MTSS) akan menjadi salah satu masjid kebanggaan warga Solo dan bisa menjadi ikon wisata religi baru.
“Dengan ditunjang menara utama setinggi 114 meter, warga bisa melihat Kota Solo dari ketinggian menara pandang di masjid. Untuk ke atas bisa menggunakan lift berkapasitas 10 orang,” terang Sapari saat melakukan kunjungan ke pembangunan MTSS, Rabu (13/11).
Baca Juga: https://suarabaru.id/2019/11/13/diduga-tercemar-limbah-ribuan-ikan-mati-di-embung-tirtonadi/
Dia menambahkan, secara fisik pembangunan MTSS yang diketuai Wakil Wali Kota Surakarta, Achmad Purnomo tersebut, berjalan sesuai jadwal. Bangunan utama masjid sudah terlihat dengan menara utama dan empat menara penunjang masing-masing setinggi 30 meter.
“Saya berharap pada Lebaran tahun depan sudah bisa digunakan untuk Salat Id. Dan saya optimistis Juni 2020, sesuai kalender bisa diselesaikan,” ucap politikus dari PAN kepada Suarabaru.id.
Menara Pandang
Project Control dari PT Wijaya Karya (Wika) Akhsan Fitrianto (25) mengatakan, masjid yang mendapatkan pembiayaan dari corporate social responsibility (CSR) seniai Rp165 miliar tersebut direncanakan akan selesai pada Juni 2020.
“Progres pembangunan hingga hari ini sudah mencapai 59,021 persen dari 100 persen. Masjid mulai dibangun pada 26 Juni 2018, ditargetkan secara kontrak selesai pada 26 Juni 2020. Saat ini kami tengah mengerjakan bagian atap, sirap dan emperan yang sesuai jadwal akan selesai pada Desember tahun ini,” terang Akhsan.
Sementara pekerjaan lainnya berupa finishing ekterior dan penutup atap di empat menara penunjang. Untuk menara utama setinggi 114 meter, di dalamnya tersedia lift berkapasitas 10 orang.
“Menara utama bisa digunakan warga untuk menara pandang di elevasi 45 meter, 74 meter, dan 98 meter. Menara puncak elevasi di 101 meter, sisanya penutup atap. Target selesai di semua pekerjaan bulan Juni 2020,” jelas pria asal Kudus tersebut.
Menara utama setinggi 114 meter memiliki makna jumlah surat dalam kitab suci Alquran. Selain menara utama, Masjid Taman Sriwedari juga akan dilengkapi empat menara penunjang, masing-masing di setiap sudut dengan tinggi 30 meter.
Bangunan penunjang lainnya berupa guest house, taman, dan kolam. Total luas lahan mencapai 17 ribu meter persegi, adapun bangunan utama masjid luasnya hanya sekitar enam ribu meter persegi.
Suarabaru.id/LBC