PURWOREJO, SB.ID – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Minggu (10/11) hanya menaburkan bunga mawar putih di makam Roesnadi Soedjarma, salah satu pahlawan yang dimakamkan di Desa Wereng, Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo.
Ternyata ada sebuah keyakinan yang dipercaya masyarakat setempat tentang tata cara penaburan bunga di makam Anggita Tentara Pelajar tersebut.
Ganjar menziarahi makam enam pahlawan anggota Tentara Pelajar di Desa Wereng Kecamatan Butuh usai upacara peringatan Hari Pahlawan, Minggu (10/11). Enam makam itu berjajar di salah sebuah petak tanah di Dusun Sawit.
Usai berdoa bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia Jateng KH Achmad Daroji, Ganjar langsung menuju petugas pembawa bunga. Berbeda dengan lima petugas lain, pembawa bunga di makam Roesnadi Soedjarma hanya menyediakan bunga mawar putih di keranjangnya.
“Ternyata ada keyakinan yang dipegang masyarakat setempat, bunga yang ditabur di makam ini (Roesnadi Soedjarma) hanya boleh berwarna putih,” kata Ganjar.
Ganjar lantas menanyakan keunikan tabur bunga di makam pahlawan yang gugur 19 April 1949 tersebut kepada Kepala Desa Wereng, Nur Rahman. Menurut Ganjar, cara tabur bunga itu memang sesuai wasiat ahli kubur yang hanya ingin diberi bunga berwarna putih di pusaranya.
“Ada cerita legendanya, mereka korban bareng-bareng di agresi militer kedua mempertahankan wilayah dari Belanda. Untuk legendanya salah satu makam hanya ingin ditaburi bunga berwarna putih dan itu disampaikan oleh ahli warisnya. Kita berikan permintaan beliau,” kata Ganjar.
Dikisahkan, Sebelum pasukan muda yang tergabung dalam Brigade 17 itu akhirnya gugur, terjadilah serangan dari tentara Belanda yang saat itu menyerbu Tentara Pelajar yang sedang melakukan pertemuan di daerah Wareng.
Disinyalir, Belanda bisa mengetahui perihal pertemuan itu karena adanya mata-mata yang memberikan informasi tersebut dan melakukan serangan mendadak.
Ganjar mengatakan sudah semestinya penghormatan diberikan kepada siapapun yang turut berjuang merebut maupun mempertahankan kemerdekaan. Karena itu dirinya terus mencari makam pahlawan-pahlawan yang tidak diketahui publik.
“Kalau perayaan Hari Pahlawan dan kita berkunjung pada pahlawan yang terkenal di publik dan tercatat dan orang sering mengerti, sudah menjadi kejamakan. Tanpa mengurangi rasa hormat pada seluruh pahlawan, sekarang saya ingin melihat cerita-cerita ternyata di kampung-kampung itu ternyata jaman dulu banyak pahlawan. Termasuk tentara pelajar ini. Makanya kita sengaja mencari. Karena ini relatif yang baru saya dengar. Harap saya, kita memberi penghormatan yang sama terhadap pahlawan siapapun,” katanya.
Kabupaten Purworejo, baru-baru ini memang terus melambungkan diri sebagai Kota Pejuang. Selain banyak terjadi pertempuran, pahlawan dari kota tersebut juga cukup banyak. Terakhir, label Pahlawan Nasional juga diberikan kepada salah satu tokoh dari Purworejo yaitu Kasman Singodimedjo. Selain itu ada juga Ahmad Yani, Urip Soemohardjo serta WR Soepratman.
“Semoga wilayah ini terus berjuang. Karena banyak pahlawan berasal dari sini,” katanya.