blank
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyerahkan cinderamata kepada KH Anwar Zahid, (Humas Pemkot Magelang)

 

MAGELANG- Memperingati 1 Muharam 1441 Hijriyah, Pemkot Magelang mengundang dai kondang asal Bojonegoro, Jatim, KH Anwar Zahid, beberapa hari lalu (19/9). Acara itu dihadiri ribuan warga yang memadati Alun-alun Kota Magelang.

Kehadiran kyai yang terkenal jenaka dan humoris itu sudah dinanti masyarakat. Mereka juga dihibur dengan penampilan grup musik Qasima, yang pemainnya semuanya wanita.KH

Anwar Zahid mengatakan, karakter dan rumah tangga masyarakat Indonesia sangatlah kompleks. Islam mengenal rumah tangga dengan empat tipe atau karakter.

Model keluarga yang pertama adalah keluarga bahagia, seperti keluarga Nabi Muhammad SAW dan Ibrahim AS. ‘’Suaminya takwa, istrinya pun takwa. Keluarga ini yang akan merasakan kebahagiaan dunia dan akhirat,’’ katanya.

Kemudian keluarga model kedua, lanjut dia, seperti keluarga Nabi Nuh AS dan Luth AS. Kedua nabi tersebut memang tidak diragukan lagi ketaqwaannya terhadap Allah Swt. Tetapi, tidak diiringi ketaqwaan yang sama oleh para istri mereka. ‘’Model kedua ini, suaminya masuk surga, tapi istrinya tidak.’’

Selanjutnya model yang ketiga adalah keluarga Firaun. Tidak hanya tidak taqwa, Firaun ini mengaku Tuhan. Tapi istri-istrinya taqwa.

Yang paling parah, kata Anwar Zahid, adalah keluarga model keempat. Baik suami maupun istri sama-sama tidak ada rasa taqwa dalam hatinya, sehingga sudah jelas akan celaka di dunia maupun akhirat kelak.

‘’Keluarga seperti ini contohnya adalah keluarga Abu Lahab. Baik Abu Lahab dan istrinya sama-sama tidak bertaqwa. Hadiahnya nanti disiksa. Nah, panjenengan (Anda) tinggal pilih yang mana saja, dari contoh-contoh itu,’’ tanyanya.

Selain menggambarkan tentang karakter keluarga, Anwar Zahid juga mengkritik perilaku orangtua siswa yang dinilai terlalu mengagungkan sekolah-sekolah unggulan. Menurutnya, sekolah favorit sangat wajar jika menelorkan alumni yang hebat dan cerdas.

‘’Sekolah unggulan itu dari bibitnya saja sudah pilihan, sudah pinter, terus hasilnya jadi pinter, itu kan sangat biasa saja. Yang luar biasa itu kalau sekolahnya di pinggiran, tadinya siswanya bodoh lulus jadi pinter, itu gurunya yang hebat,’’ tegasnya.

 

blank
KH Anwar Zahid (tengah) foto bersama Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan istri. (Humas Pemkot Magelang)

Dia berharap para orangtua mulai menyukai anak-anak mereka menempuh pendidikan di pondok pesantren (Ponpes). Selama ini, santri Ponpes dianggap hanya mempelajari kitab kuning saja, padahal pendidikan yang mereka dapatkan nyaris sama dengan sekolah umum.

‘’Santri itu juga punya kecerdasan. Sama dengan siswa, ada yang bodoh ada yang pinter, ya itu wajar-wajar saja, lumrah. Tapi santri punya nilai plus, karena mudah menerima ilmu agama, dan kelak bisa mendidik umat mengawal bangsa. Banyak santri yang jadi pengusaha, jadi pejabat, jadi walikota, bupati, menteri dan sebagainya, bahkan presiden dan wakil presiden juga lulusan ponpes,’’ ungkapnya.

Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito mengatakan,  penyelenggaraan tabligh akbar dalam rangka Tahun Baru Hijriyah ini juga sejalan dengan visi Kota Magelang sebagai kota yang religus.

‘’Banyak hal yang sudah kita lalui dalam setahun lalu, maka inilah saatnya kita introspeksi, sehingga ke depan bisa lebih baik lagi,’’ tuturnya.

Pengajian akbar ini, tambahnya, tidak hanya dihadiri masyarakat Magelang saja, tetapi juga se-eks Karesidenan Kedu. Terbukti malam itu suasana Alun-alun Kota Magelang penuh sesak.

‘’Saya dengan Pak Kyai Anwar Zahid ini cuma kenal di Youtube dan televisi saja. Belum  pernah ketemu. Tapi tadi ketemu, jabat tangan seperti mak ces, ngademi (mendinginkan). Di tengah kesibukan beliau, masih menyempatkan diri untuk masyarakat Magelang, saya sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya,’’ ungkapnya.

Peringatan Tahun Baru Hijriyah tahun ini juga dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan. Diawali dengan khataman, qasidah hingga pentasyarufan bantuan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Magelang. (hms)

Editor: Doddy Ardjono