BLORA – Penyandang disabilitas dibawah koordinasi Difabel Blora Mustika (DBM), Senin (16/9/2019), menggelar aksi protes di hadapan publik Pasar Rakyat Sido Makmur terkait akses ke pasar baru yang tidak ramah difabel.
Caranya, para aktivis berkebutuhan khusus sengaja menggelar aksi simpatik dan menarik perhatian masyarakat dengan membeber kursi roda, kaki palsu, tangan palsu dan piranti lainnya.
“Kami sudah usulkan akses masuk, tapi pengelola pasar dan Pemkab tidak peduli,” beber Ketua DBM, Abdul Ghofur.
Lantaran tidak direspons oleh Pemkab, lanjut Ghofur, kawan-kawannya bereaksi turun ke pasar yang sudah diresmikan penggunaan pada 5 Januari 2019 lalu dengan aksi sesuka mereka.
Ada kursi roda dirobohkan di jalanan masuk pasar, sejumlah piranti atau alat bantu penyandang cacat fisik dibiarkan tergeletak di lantai, dan beberapa aktivis bereaksi dengan lembaran karton bekas.
Dalam lembaran karton kardus itu, ditujukan kepada Jokowi (Presiden RI) dan Bupati (Blora), intinya mereka butuh akses masuk agar Pasar Rakyat menjadi ramah pada kaum digabel.
“Apa ya beratnya membuatkan akses untuk kami, agar kawan difabel bisa dengan mudah masuk dalam pasar,” ungkap Kandar (difabel amputasi dua tangan).
Perwakilan
Adapun perwakilan yang ikut dalam aksi simpatik itu, antara lain Aleg Susanto, Kandar (difabel dua tangan), Arif Rahman (difabel amputasi dua kaki), dan Sofi Nurlaila Hanum (difabel lumpuh kaki pengguna kursi roda).
Aktivis DBM lainnya, Muntarin (folio difabel pengguna kruk), Agung (low vision atau hambatan penglihatan), dan sejumlah pengurus DBM dari kota sate Blora.
Seperti diberitakan suarabaru.id, Jumat (5/7/2019), Pasar Rakyat Sido Makmur, pasar baru yang dibangun Pemkab Blora model blok-blok (Blok A, B, C) ternyata kurang ramah untuk masyarakat difabel.
Semua blok di pasar tersebut belum ada akses untuk penyandang cacat fisik, dan masyarakat pengguna kursi roda. Akses itu perlu dibuat agar mereka nyaman belanja di pasar tersebut.
Agar bisa masuk ke pasar, selama ini disabilitas penyandang cacat (fisik) terutama pengguna kursi roda harus bersusah-payah minta bantuan orang lain.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM, Sarmidi, belum bisa memberikan penjelasan terkait tuntutan aktivis DBM. Beberpa kali sambungan telepon nada panggil maupun whatsapp (WA) juga tidak direspons.
Sebelumnya, Kepala Pasar Rakyat Sido Makmur, M. Nur Aminudin, membenarkan di blok pasar belum ada akses masuk warga pengguna kursi roda dan sejenisnya.
Sebenarnya, kata Nur Aminudin, dulu sudah akan dibuat akses untuk warga difabel. Namun harus ditunda dulu, dikhawatirkan untuk masuk sepeda motor ke dalam blok-blok.
Perlu diketahui, di Kabupaten Blora sementara ini ada 17.000 warga difabel, jumlah itu diperkirakan lebih, karena banyak orang tua malu dan enggan mendaftarkan anggota keluarganya yang disabilitas.
Pasar Rakyat Sido Makmur sendiri menampung sekitar 2.400 pedagang, bakul-bakul kecil, pedagang asongan, PKL, dan dari Pasar Induk (lama) Kota Blora. 500 bakul diantaranya masih menempati bangunan sementara.
Proses pemindahan ke pasar baru berjarak 2,9 kilometer selatan alun-alun Blora, dimulai pada 5 Januari sampai 31 Januari 2019, dengan kompensasi dari Pemkab adanya penggratisan retribusi selama enam bulan ke depan.
Tonton video dibawah ini
suarabaru.id/Wahono