blank
Sejumlah kader NU Wonosobo yang jadi relawan siaga bencana siap sewaktu-waktu diterjunkan ke lokasi bencana alam. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Ketua PCNU Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq M Pd I mengatakan melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklan Nahdlatul Ulama (LPBPINU), sejumlah 45 kader badan otonom (banom) NU telah dilatih pendidikan manajemen siaga bencana.

“Pelatihan manajemen siaga bencana dilakukan guna menyediakan relawan yang sewaktu-waktu siap diterjunkan di lokasi bencana. Mereka merupakan tenaga terampil di bidang kebencanaan karena telah mengikuti pendidikan khusus dan kuat secara fisik,” sebutnya.

Dikatakan Ngarifin, Wonosobo termasuk daerah rawan bencana. Sebagai daerah pegunungan di musim hujan kerap terjadi bencana alam tanah longsor. Saat musim kemarau juga sering dilanda kebakaran hutan dan rumah penduduk serta musibah angin puting beliung.

“Khusus di kawasan Dataran Tinggi Dieng (Gieng Plateau), yang terdapat beberapa kawah aktif, pernah beberapa kali terjadi musibah gas beracun dan bun upas. Bahkan musibah gas beracun sempat menelan banyak korban,” paparnya, Sabtu (14/9).

Karena itu, guna mengantisipasi dan menangani berbagai kejadian musibah bencana alam, NU Wonosobo melalui banomnya telah mensiapkan beberapa personel relawan siaga bencana. Relawan siaga bencana disiapkan 24 jam di lokasi bencana.

Kader Terlatih

Ketua LPBPINU Wonosobo Dr H Prayitno MSi yang juga mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyatakan melalui pendidikan kebencanaan, kader NU yang disiapkan menjadi relawan siaga bencana telah punya kapasitas untuk menangani bencana.

“Masalah managemen bencana itu sangat penting. NU Wonosobo telah mensiapkan beberapa kadernya yang siap ditugaskan sewaktu-waktu di lokasi bencana. Mereka termasuk kader yang sudah terlatih secara fisik dan mental untuk menangani korban bencana,” tandasnya.

Di PCNU Wonosobo, tambah Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) ini, banyak sekali kader di badan otonom (banom) NU, seperti IPNU-IPPNU, Ansor-Banser dan Fatayat NU, yang merupakan wadah kader muda NU. Mereka sudah banyak yang menjadi sukarelawan bencana.

“Melalui pendidikan kebencanaan diharapkan kader NU bisa mengaplikasikan manajemen kebencanaan di lapangan. Di tiap kecamatan atau desa kader NU harus siap menjadi relawan siaga bencana setelah mengikuti pelatihan kebencanaan,” paparnya.

Kader NU yang jadi relawan siaga bencana telah dibekali materi kepemudaan, bela negara, manajemen posko bencana, SAR, trauma healing dan teknis dapur umum. Dalam pelatihan penanggulangan bencana, mereka juga telah mendalami studi kasus dan simulasi penanganan bencana.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka