blank
Sebagai event wisata budaya, ritual jamasan dan kirab pusaka Pangeran Sambernyawa, akan dilaksanakan Minggu (15/9), di Waduk Gajahmungkur, Wonogiri.

WONOGIRI – Ritual jamasan dan kirab pusaka Pangeran Sambernyawa, akan digelar Minggu (15/9) di obyek wisata Waduk Gajahmungkur, Kabupaten Wonogiri, Jateng. Event wisata budaya Bulan Sura ini, akan diawali dengan pengambilan pusaka dari tempat penyimpanannya di Monumen Tugu Selogiri, Sabtu petang (14/9), untuk kemudian disanggarkan semalam di Pendapa Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Bersamaan itu, akan diadakan kenduri selamatan Suran pada malam tirakatan Sabtu malam (14/9), yang rencananya akan dimeriahkan dengan aneka kesenian tradisional, yang akan digelar di Pendapa Kecamatan Selogiri. Upacara pengambilan pusaka dari Monunem Tugu Selogiri, akan dipimpin oleh Raden Mas (RM) Mulyanto, selaku pimpinan Trah Mangkunegaran di Nglaroh. Ada tiga pusaka Pangeran Sambernyawa yang disimpan di Monumen Tugu Selogiri, terdiri atas dua tombak Kiai Totok dan Kiai Jolodoro, serta pusaka Keris Kiai Karawelang.

Kepala Dikbud Kabupaten Wonogiri, Dr Yuli Bangun Nursanti, melalui Sekretaris Dikbud Sriyanto dan Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, menyatakan, ritual jamasan pusaka Pangeran Sambernyawa, Minggu (15/9), akan diawali dengan prosesi kirab di kompleks wisata Waduk Gajahmungkur. Prosesi kirab, akan menyertakan pusaka Kiai Semar Tinandu dan Tombak Kiai Limpung yang diambil dari tempat penyimpanan Rumah Tiban, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto. Berikut Tombak Kiai Bancak dan Kiai Alap-alap dari Rumah Pusaka di Kaliwerak, Giritirto, Wonogiri Kota.

Kasi Kesejarahan dan Nilai Tradisi Dikbud Wonogiri, Sutopo, menambahkan, bersamaan dengan ritual jamasan pusaka di obyek wisata tirta Waduk Gajahmungkur, Wonogiri, akan digelar ruwatan massal untuk masyarakat secara gratis. Sutopo yang juga seniman dalang wayang kulit, menyebutkan, para peserta ruwatan massal hanya diminta untuk membawa serta kelengkapan kain mori putih 3,5 Meter.

Dalam ruwatan massal ini, akan digelar wayang kulit lakon Murwakala, oleh empu dalang Ki Suyati (Mbah Yati) dari Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. ”Juga akan dimeriahkan dengan sajian tari Gambyong massal oleh 48 siswi dari SMP Negeri1, 2, 3, 4, 6 dan 7 Wonogiri,” jelas Sutopo. Sebagai acara pembuka, akan ditampilkan drum band pelajar dari SMP Negeri 2 Wonogiri yang berkekuatan sebanyak 140 murid. Juga akan disajikan kesenian reog dan seni tradisional kucingan.

Demo pembuatan keris akan disajikan lengkap dengan besalen (tungku) dan penempaannya, oleh Empu Keris MNg Daliman Puspo Budoyo dari Sanggar Meteor Putih, Plesungan, Mojosongo, Solo. Sebagai empu keris, Daliman, akan sekaligus menggelar pameran dan bursa tosan aji, serta konsultasi mengenai pusaka.(suarabaru.id/Bambang Pur)