SEMARANG– Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih menyatakan, potensi ekspor busana, dalam hal ini fesyen muslim sangat terbuka. Hal ini ditandai dengan peningkatan kinerja ekspor dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor fesyen sampai periode Januari hingga Juni 2019, mencapai 6,62 miliar dolar AS, yang terdiri dari 4,06 miliar dolar AS ekspor pakaian jadi, dan 2,56 miliar dolar AS ekspor kulit, produk kulit dan alas kaki. Pada Triwulan I 2019, sektor industri fesyen tumbuh 23,21%, dengan memberikan kontribusi sebesar 0,97% terhadap PDB Nasional.
”Hal ini menunjukkan, industri fesyen Tanah Air memiliki kinerja dan daya saing yang baik. Posisi Indonesia makin diakui dunia, dengan hadirnya para desainer pada berbagai even internasional, menampilkan karya busana muslimnya.” kata Gati, usai membuka kegiatan Road to Modest Fashion Project (MoFP) yang digelar di Galeri Industri Kreatif, Jalan Garuda No 1, Kota Lama, Semarang, Rabu (11/9).
Menurut dia, Kementerian Perindustrian terus berupaya mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menumbuhkan dan mengembangkan industri fesyen muslim. Salah satunya melalui program (MoFP) 2019, yang diawali dengan gelaran Road to MoFP di Kota Bandung dan Semarang.
Program MoFP ini telah dilaksanakan sejak 2018, yang bertujuan untuk melahirkan startup IKM fesyen muslim. Sehingga kegiatan ini dirancang tidak hanya berupa kompetisi desain fesyen seperti pada umumnya, melainkan ada project yang harus dibuat para peserta. Yakni pembuatan konsep bisnis fesyen dari desain yang dibuat, kemudian diaktualisasikan menjadi bentuk karya fesyen yang akan dipresentasikan dan diperagakan pada grand final.
Pusat Fesyen
“Para finalis juga difasilitasi untuk memiliki legalitas usaha dan merek yang terdaftar di HaKI, sehingga siap menjalankan industri fesyen muslim secara mandiri dan berdaya saing. Para finalis juga akan diberikan kesempatan untuk mengikuti fashion show serta pameran di dalam dan luar negeri,” papar Gati lagi.
Pada kesempatan itu juga, akan di-lauching pameran industri halal, yang meliputi komoditi fesyen muslim, perhiasan, aksesoris, kosmetik dan makanan-minuman halal, sebagai awal gelaran acara Indonesia as one of the Center of Moslem Fashion in The World. Pameran ini rencananya akan digelar pada April 2020 mendatang, di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center.
”Indonesia memiliki peluang besar untuk dapat menjadi salah satu pusat fesyen muslim dunia. State The Global Islamic Economic 2018/2019 mencatat, Indonesia menjadi negara yang melakukan pengembangan fesyen muslim terbaik kedua di dunia setelah Uni Emirat Arab,” tandasnya.
suarabarui.id/Riyan